Mohon tunggu...
Khulfi M Khalwani
Khulfi M Khalwani Mohon Tunggu... Freelancer - Care and Respect ^^

Backpacker dan penggiat wisata alam bebas... Orang yang mencintai hutan dan masyarakatnya... Pemerhati lingkungan hidup... Suporter Timnas Indonesia... ^^

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Pemuda dan Lingkungan Hidup dalam Kerangka "Sustainable Development Goals" di Indonesia

4 September 2018   20:27 Diperbarui: 4 September 2018   20:49 2735
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa contoh indikator tambahan yang mungkin bisa menjadi perhatian dalam kerangka pencapaian TPB/SDGs oleh bidang Kepemudaan diantaranya seperti : 1) Jumlah organisasi pemuda pecinta alam pada tiap Kota/Kabupaten/Provinsi; 2) Jumlah Sekolah yang memperoleh penghargaan Adiwiyata; 3) Jumlah peserta/ jumlah pelatihan pendidikan lingkungan; 4) Jumlah kegiatan kepeloporan/ Pramuka; 5) Jumlah Kader Konservasi; 6) Jumlah sekolah yang memiliki muatan lokal tentang konservasi/pendidikan lingkungan; 7) Jumlah komunitas peduli lingkungan (satwa, flora, sampah dll); 8) Jumlah fasilitas kepemudaan yang ramah lingkungan; 9) Jumlah fasilitas kepemudaan yang mendukung aktivitas pecinta alam; 10) Jumlah media informasi yang memiliki gaya hidup ramah lingkungan; dan masih banyak lainnya; 11) Jumlah kelompok pemuda tanggap bencana; 12) Jumlah pendidikan vokasi di bidang lingkungan hidup dan kehutanan; serta masih banyak lainnya.

Visi pemuda Indonesia haruslah menjadi bagian dari keadilan global, dimana upaya pelestarian ekosistem lautan dan ekosistem daratan -- khususnya hutan, serta gaya hidup ramah lingkungan, menjadi kunci dari peningkatan kualitas lingkungan dan kesejahteraan sosial. Urgensi pembangunan kepemudaan dan lingkungan hidup di Indonesia memang harus diperjuangkan untuk kepentingan publik bahkan politik.

Disadari, saat ini banyak sekali istilah yang menggunakan kata hijau -- green yang menunjukkan sifatnya sebagai aktivitas yang ramah/ peduli lingkungan. Contohnya seperti green economy, green technology, green innovation, green marketing, green building, green city, green province, green architecture, green entrepreneurship, green bench, green mining, green party, green politics, green banking, green budget, green religion, dan green-green lainnya.

Tentunya perlu dipahami bersama, seperti tulisan Daniel Goleman dalam bukunya Ecological Intelligence (2019), bahwa hijau -- green adalah suatu proses (a process), bukan status. Kita harus memaknainya sebagai suatu kata kerja (a verb), bukan sebagai kata sifat (an adjective), yang mungkin dapat membantu kita untuk lebih fokus pada upaya ramah lingkungan.

----------

Salam Lestari

Khulfi M Khalwani

082154744540

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun