Hanya sekitar 3 Â 1/2 Â jam perjalanan menuju Majalengka dari Jakarta. Itu pun karena macet di tol Karawang - Bekasi akibat pengerjaan proyek jalan. Kalau lancar, mungkin hanya sekitar 2 jam saja karena melewati jalan tol CIPALI begitu lengang di hari biasa dan kendaraan bisa dipacu dengan kencang.
Dalam kamus bahasa Sunda, nyawala (sawala) artinya bermusyawarah atau rembug. Menurut cerita sejarah, dahulunya hutan blok Sawala di kecamatan Kadipaten -- Majalengka memang merupakan tempat berkumpul tokoh-tokoh ulama saat agama islam pertama kali masuk ke Majalengka. Disini terdapat makam penyiar islam pertama Ki Buyut Sawala, yang dijadikan cagar budaya oleh pemerintah daerah.
Hutan diklat Sawala - Mandapa menjadi tempat untuk belajar bagi peserta didik di SMK Kehutanan Kadipaten, peserta diklat di Balai Diklat Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kadipaten, serta fasilitas praktek pendidikan lingkungan dan kehutanan bagi pelajar, mahasiswa dan umum di Majalengka dan sekitarnya.
Diawali dengan menemui pak Suherdi sebagai Kepala Tata Usaha dan pak Dimyati sebagai Kepala Balai di Balai Diklat Kadipaten, saya mendapat penjelasan yang begitu lengkap tentang hutan Sawala-Mandapa.Â
Terdapat papan informasi rute yang akan kami lewati. Pertama saya melihat laboratorium lapangan pengembangan lebah madu, kemudian melihat pusat pembibitan dan pembuatan kompos. Lebih jauh ke dalam saya menyambangi demplot konservasi kupu- kupu, dan penangkaran rusa totol. Lebih ke dalam lagi, setelah menikmati kecantikan dan kelembutan Rusa Totol saya memasuki track hutan yang mulai menantang. Pohon-pohon besar dan iklim mikro yang berbeda menjadi keistimewaan dari hutan ini. Jika dilihat dari penutupan lahan di daerah Kadipaten Majalengka, keberadaan hutan ini menjadi habitat penting dari kekayaan flora fauna yang dimiliki Majalengka. Perbaikan dan penataan kembali jalur interpretasi tampaknya diperlukan agar pengunjung atau peserta diklat dapat dengan mudah melintasi rute dari satu spot menarik ke spot lainnya.
Keberadaan hutan diklat Sawala juga tidak terlepas dari bahaya pencurian dan kebakaran. Sehingga fasilitas untuk patroli dan pengendalian kebakaran hutan juga tersedia disini. Kedepan Balai Diklat berencana untuk membangun menara pengawas di hutan ini.