Mohon tunggu...
Khulfi M Khalwani
Khulfi M Khalwani Mohon Tunggu... Freelancer - Care and Respect ^^

Backpacker dan penggiat wisata alam bebas... Orang yang mencintai hutan dan masyarakatnya... Pemerhati lingkungan hidup... Suporter Timnas Indonesia... ^^

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Kecantikan Bunaken yang Terancam

2 November 2017   18:28 Diperbarui: 2 November 2017   21:31 1835
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak selamanya target kunjungan turis atau wisatawan dapat menjadi indikator keberhasilan pengembangan destinasi pariwisata berbasis alam. Karena perlu dipahami bersama, Kawasan Pelestarian Alam yang menjadi destinasi pariwisata  juga memiliki batasan daya dukung dan daya tampung. Daya dukung adalah kemampuan lingkungan hidup untuk mendukung keseimbangan perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya, sedangkan daya tampung adalah kemampuannya untuk menyerap zat/ energi/ komponen lain yang masuk atau dimasukkan.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
"Sejak kebijakan bebas visa diterapkan, dan rute penerbangan Manado -- China banyak dibuka, memang diakui kunjungan wisatawan mancanegara terutama dari tiongkok meningkat drastis. Bayangkan, cukup Rp 3 juta, kita bisa PP dari Manado ke Shanghai atau sebaliknya" ujar pak Ari Subiantoro selaku Kepala Balai Taman Nasional Bunaken pada kami siang itu di kantornya yang berlokasi di Jalan Raya Molas, Manado.

"Sering kami jumpai, turis asal tiongkok terkadang membawa lengkap peralatan masak. Jadi mereka justru masak disini. Maunya kami, mereka harusnya belanja dan beli segala sesuatu disini. Agar roda ekonomi lokal semakin berputar. Masalah klasik lainnya, surga di bumi Minahasa ini juga tak terlepas dari ancaman sampah. Semakin banyak kunjungan memang devisa meningkat, tapi kuantitas sampah ke laut  juga meningkat," tuturnya lebih lanjut.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Kawasan Bunaken di teluk Manado ditunjuk sebagai taman nasional sejak tahun 1991 dan ditetapkan sebagai warisan dunia oleh UNESCO pada tahun 1995. Taman nasional yang berada di wilayah perairan segitiga emas ini, sangat kaya akan terumbu karang dan ikan-ikan eksotis yang menjadi daya tariknya. Dengan  luas 75.265 ha, pada kawasan ini terdapat 5 pulau yang termasuk dalam taman nasional ini yaitu Pulau Naen, Pulau Bunaken, Pulau Manado Tua, Pulau Siladen, dan Pulau Mantehage beserta anak pulau yang ada di sekelilingnya.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Waktu yang tepat untuk pergi ke Pulau Bunaken adalah pada bulan Mei sampai Agustus. Pada bulan tersebut ombak dan arus air cukup tenang. Pengunjung bisa menikmati diving maupun snorkling dengan kondisi air yang jernih dan  suhu udara juga relatif hangat.

"Tepat sekali, kali ini kami datang saat bulan Juni" batinku.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Benar saja, saat speadboat kami merapat di dermaga Pulau Bunaken, terik matahari seakan terlupakan. Lautan luas menarik tubuh kami seolah menciptakan gaya gravitasi tersendiri. Jangan pusing jika tidak membawa peralatan diving atau snorkeling,. Di dermaga ini, selain  pedagang cinderamata dan oleh-oleh, juga banyak yang menyewakan peralatan dengan harga yang standar.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Sangat mudah menuju Bunaken, dari Bandara Samratulangi Manado kita bisa langsung menuju Pasar Bersehati, Marina, dan Pelabuhan Manado. Darisana kita bisa memilih berbagai moda transportasi baik spedboat atau kapal nelayan. Waktu tempuh rata-rata tidak sampai setengah jam. Jangan khawatir untuk mencari penginapan di Bunaken, karena banyak homestay yang tersedia disini dengan berbagai variasi fasilitas. Pastikan anda membawa uang tunai.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Ekosistem Bunaken tidak hanya memiliki laut dan terumbu karangnya, tetapi juga hutan bakau, pesisir dan hutan dataran rendah di pulaunya. Jika ingin rehat bermain di laut kita bisa treking di jalur yang sudah ada.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Menurut juru mudi speadboat, terdapat banyak titik penyelaman yang akan membuat kami berdecak kagum, yaitu: Bunaken Timur, Mandolin, Reruntuhan Kapal, Tanjung Kopi, Tembok lekuan dan Puncak Barakuda. Namun hari ini kami hanya ingin snorkelingdi bagian barat pulau Bunaken.

Terdapat bagian dari terumbu karang yang rusak dan direhabilitasi, namun keindahan masih bisa terlihat pada beberapa spot yang telah disediakan untuk snorkeling. Tampak jelas di dalam air batasan antara bagian ujung terumbu karang dengan bagian laut yang dalam. Sunyi dan menawan, saat kita membenamkan kepala  dan pasrah menikmatinya.

Menjelang sore saya habiskan waktu snorkeling dengan membawa sedikit remah biscuit untuk memancing ikan mendekat. Berenang dikelilingi puluhan ikan warna -- warni di atas terumbu karang menjadi pengalaman yang fantastis.

Sayang pada bulan -- bulan tertentu saat musim musim hujan banyak sampah yang merapat ke pulau-pulau di kawasan Bunaken.

Menurut Ari Subiantoro, sampah-sampah tersebut tidak hanya berasal dari Kota Manado. Ada tujuh sungai yang bermuara di teluk Manado dan langsung menuju laut lepas ke arah kawasan Taman Nasional Bunaken. Bisa dibayangkan saat musim hujan lalu ditambah hembusan angin barat. Sampah itu akan ikut hanyut ke arah kawasan Bunaken.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Dia juga menceritakan lebih lanjut, "Setiap sebulan sekali, seluruh stakeholder terkait, khususnya dari pemerintah diwajibkan oleh Gubernur untuk ikut piket bergiliran  membersihkan sampah dari laut. Tidak tanggung-tanggung kadang, sampah yang kami pungut bisa lebih dari 1 ton".

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Mungkin perlu dipasang saringan berupa jeruji besi di tiap badan sungai yeng menuju laut, namun bila kebiasaan membuang sampah sembarangan tetap dianggap sepele. Semua upaya pun tampaknya akan sia-sia.

Jangan sampai masalah sampah menjadi catatan buruk bagi pelancong mancanegara yang memang ingin berniat menikmati keelokan alam Bunaken. Penanganan sampah adalah penanganan hulu dan hilir. Kebiasaan masyarakat setempat dan wisatawan yang mengganggap sepele masalah sampah harus diperbaiki, bahkan jika perlu harus ditindak tegas. Agar moleknya Teluk Manado yang mendunia tidak ternoda.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Cerita dan Foto : Khulfi M. Khalwani

Keterangan : Perjalanan saya ke Manado ini sebenarnya berlangsung hampir 5 bulan yang lalu (Juni). Meskipun kurang update, yah minimal bisa sedikit berbagi catatan yang tersimpan dalam memori laptop untuk kawan-kawan blogger ^^

Semoga kita semakin mencintai dan menjaga alam yang meberikan berbagai nilai untuk kita ^^

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun