Mohon tunggu...
Khulfi M Khalwani
Khulfi M Khalwani Mohon Tunggu... Freelancer - Care and Respect ^^

Backpacker dan penggiat wisata alam bebas... Orang yang mencintai hutan dan masyarakatnya... Pemerhati lingkungan hidup... Suporter Timnas Indonesia... ^^

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Ujung Kulon, Surga di Ujung Barat Pulau Jawa

23 Desember 2016   14:35 Diperbarui: 2 Maret 2017   00:00 536
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penumpang berpindah, jangkar dinaikkan, dan perjalanan pun dilanjutkan diiringi obrolan perkenalan dan gelak tawa diantara peserta. Tampak di bagian belakang kapal, kang Hudan dan team sudah mulai sibuk memasak ikan dan sayur mayur untuk makan siang kami.

Subhanallah. Bibir ini tak henti-hentinya memuji kuasa Tuhan saat melihat keindahan pasir putih yang diapit oleh nuansa birunya laut di bagian bawah dan hijaunya pepohonan di bagian atas. Itulah pemandangan ekosistem darata Taman Nasional Ujung Kulon di seberang sana. 

Sebuah asset nasional dan telah ditetapkan sebagai Situs Warisan Alam Dunia  oleh UNESCO pada tahun 1991. Perwakilan ekosistem hutan hujan tropis dataran rendah yang tersisa dan terluas di Jawa Barat. Habitat yang ideal bagi atwa langka badak Jawa  (Rhinoceros sondaicus) dan berbagai flora fauna endemik lainnya.

di darmaga cidaon @khulfi m khalwani
di darmaga cidaon @khulfi m khalwani
“It is area of ujungkulon national park. Javan rhino habitat,” kataku pada si Jepang.

“We will see a rhino?” dia balik bertanya.

“No. Difficult. Maybe only like the javan bull, peacock, deer, pig and seabirds,” jawabku patah-patah.

Jam 11 siang kapal mulai berlabuh di pulau Peucang. Dinamakan peucang, konon mengambil nama dari sejenis siput yang sering ditemukan di pantainya. Penduduk setempat biasa menyebutnya "mata peucang". "Peucang" juga adalah istilah dalam Bahasa Sunda untuk menyebut kancil.

Gokil. Ini pantai pasir putih indah banget. Hamparan pasir putih dengan laut hijau muda kebiru-biruan. Bening banget. Bersih. Lebih bening daripada mahasiswi Jepang yang kutemani. Ikan-ikan yang berenang bisa kelihatan dari atas kapal. Teriknya cahaya matahari seakan termaafkan oleh keindahan pantai Peucang.

Kami langsung melompat dari kapal, berenang dan guling-guling di pantai. Tak berselang lama seekor babi hutan yang ramah mendekat. Sontak aku terkejut lalu lari kembali ke laut, anehnya Sakakibara justru ingin memeluk babi tersebut. Konon babi-babi ini dibiarkan liar disini.

Setelah sedikit berenang untuk pemanasan, seluruh peserta makan siang di atas kapal. Selanjutnya kami registrasi di Pusat informasi di pulau Peucang dan menaruh barang bawaan di kamar yang sudah dibagi.  

Selanjutnya kembali ke kapal untuk berpindah lokasi ke sebelah timur pulau Peucang. Ombak yang tidak terlalu kencang menjadikan spot ini paling tepat untuk snorkeling. Menikmati keindahan terumbu karang dan ikan-ikan laut yang warna warni, bergelantungan di batang pohon yang menjuntai di atas pantai, lalu ber-selfie-ria dengan kamera underwater.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun