Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Menyesap Suasana Hening Pengasingan Bung Karno, Khalwat Semalam di Parapat

18 Maret 2024   23:26 Diperbarui: 21 Maret 2024   00:14 439
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu sudut bangunan pengasingan Bung Karno di Parapat, terbuat dominan dari kayu (Dok. Pribadi)

Bagi saya pribadi, keberadaan rumah pengasingan Sukarno yang diberi nama "Pasanggrahan Bung Karno Parapat" ini menarik untuk lebih digali. Ini adalah kesempatan saya yang kedua kali ke lokasi pengasingan Bung Karno ini.

Pertama, pada awal Maret 2020, tidak lama sebelum pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat akibat pandemi. Itu pun hanya melihat dari jauh dan sebentar saja.

Sekilas tentang Rumah dan Kisah Pengasingan Bung Karno di Parapat

Rumah pengasingan Bung Karno di tepi Danau Toba, Parapat, Kab. Simalungun, Sumatera Utara ini dibangun oleh orang Belanda pada tahun 1820. Rumah kayu berlantai 2 ini berukuran kurang lebih 10 x 20 m dan dikelilingi taman yang luas.

Salah satu sudut bangunan pengasingan Bung Karno di Parapat, terbuat dominan dari kayu (Dok. Pribadi)
Salah satu sudut bangunan pengasingan Bung Karno di Parapat, terbuat dominan dari kayu (Dok. Pribadi)

Rumah ini ditempati oleh pemiliknya sampai dengan tahun 1942, hingga masa pendudukan Jepang di Indonesia.

Bangunan ini mengadopsi arsitektur bergaya klasik yang digunakan oleh masyarakat di negara-negara Eropa pada awal abad ke 19. Sebuah bangunan dengan gaya arsitektur yang disebut indische architectur.

Dari rumah ini kita bisa menikmati keindahan pulau Samosir dan danau Toba. Dekat dengan rumah itu ada sebuah mercusuar dengan atap di puncaknya berornamen Simalungun.

Gazebo di halaman rumah pengasingan Bung Karno di Parapat (Dok. Pribadi)
Gazebo di halaman rumah pengasingan Bung Karno di Parapat (Dok. Pribadi)

Menara rambu suar di ujung semenanjung sekitar lokasi rumah pengasingan Bung Karno di Parapat (Dok. Pribadi)
Menara rambu suar di ujung semenanjung sekitar lokasi rumah pengasingan Bung Karno di Parapat (Dok. Pribadi)

Di rumah inilah pemerintah kolonial Belanda pernah mengasingkan Presiden Sukarno, Kyai Haji Agus Salim, dan Sutan Sjahrir selama kurang lebih dua bulan sejak 4 Januari 1949. Sebelumnya Belanda mengasingkan mereka selama dua belas hari di desa Lau Gumba, Berastagi, Tanah Karo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun