Â
Singgah di Jembatan Tanah Ponggol
Masuk ke pulau Samosir kita akan disambut sebuah jembatan ikonik yang baru diresmikan dengan nama lengkap "Jembatan Aek Tano Ponggol Dalihan Natolu." Bila diterjemahkan, nama itu berarti jembatan air tanah terputus dengan penyangga tungku berkaki tiga.
Konstruksi jembatan sepanjang 382 meter ini ditopang tiga tiang penyangga bercat merah, yang merupakan simbol aspek keadilan dalam sistem kekerabatan masyarakat Batak "Dalihan Na Tolu" yang berarti tungku berkaki tiga.
Jembatan ikonik ini merupakan penghubung satu-satunya jalur darat antara pulau Sumatera dengan Pulau Samosir yang berada di tengah Danau Toba. Berlokasi di Kelurahan Siogung-Ogung, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatera Utara, jembatan ini diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada Jumat, 25 Agustus 2023.
Dikutip dari laman Kompas.com, tano ponggol (tanah terputus) merupakan kanal (terusan) yang memisahkan Pulau Sumatera dan Samosir yang dibangun pada masa kolonial Belanda. Jembatan tano ponggol direnovasi dengan bangunan beton pada tahun 1980-an, memiliki panjang sekitar 25 Meter. Kini, terusan tano ponggol telah diperlebar menjadi 80 meter dan panjang 1,2 kilometer, sehingga dapat dilewati kapal pesiar yang mengelilingi Danau Toba.
Jembatan yang menjadi ikon baru di pintu masuk ke Pulau Samosir ini banyak dimanfaatkan wisatawan yang melintas di atasnya menjadi tempat berswafoto, dengan latar belakang Pulau Samosir di satu sisi dan Gunung Pusuk Buhit di sisi sebaliknya.
Menginap di Aek Rangat
Aek rangat berarti air panas. Kawasan Aek Rangat Pangururan merupakan destinasi wisata yang menyediakan kolam pemandian air panas di Pangururan, Samosir.
Sumber mata air panas di Aek Rangkat berasal di kaki gunung Pusuk Buhit, yang merupakan kawah gunung berapi aktif. Begitu melewati pintu masuk ke kawasan ini kita akan segera mencium aroma belerang yang lumayan kuat.