Menjelang persimpangan menuju Tele, belum jauh dari gerbang Taman Wisata Iman Sitinjo, Dairi, kita bisa mampir di Nalambok Mart yang cocok sebagai rest area. Kami tiba di sana pada pukul 12.00 wib, mampir sebentar menikmati bekal bawaan makan siang masing-masing.
Nalambok Mart memberikan suguhan kopi hangat gratis bagi para pengunjungnya dan aneka barang belanjaan lengkap untuk bekal perjalanan. Di sini juga tersedia toilet yang bersih.
Meskipun ada tulisan "uang kebersihan Rp2.000/ orang", tapi tidak ada petugas yang berjaga di sana dan toilet ini benar-benar bersih. Jadi, ini semacam toilet kejujuran. Lagi pula, di balik pintu toilet adalah cermin kaca yang besar seukuran daun pintu.
Selain untuk memeriksa penampilan, cermin itu seolah mengajak kita untuk merenung sambil buang hajat. Bisa jadi, kita akan sungkan untuk tidak jujur membayar jasa kebersihan toilet dan berbelanja (meskipun hanya sekadarnya) di toko itu saat melihat pantulan diri kita pada cermin di balik pintu kamar mandi, hehe.
Melanjutkan perjalanan, kita akan tiba di simpang Tele untuk memulai perjalanan menurun menuju Pangururan yang berada di tepian Danau Toba. Kita juga bisa mampir di menara pandang Tele, yang selain berfungsi sebagai rest area, juga merupakan cara lain untuk menikmati panorama danau Toba dari atas ketinggian. Saat kami melintas, lokasi menara pandang Tele masih dalam proses renovasi.
Singgah di Bukit Sibea-bea
Konon, dulunya kawasan di sekitar bukit Sibea-bea yang termasuk wilayah desa Harian Boho, Kecamatan Harian, Kabupaten Samosir lekat dengan cerita-cerita mistik dan kesan yang menyeramkan. Pembangunan objek-objek wisata bernuansa religi di sekitar kawasan ini diniatkan untuk mengubah kesan kurang baik tersebut.