Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Menjemput Impian Masa Kecil ke Gunung Bromo

13 Februari 2024   13:54 Diperbarui: 15 Februari 2024   02:19 824
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kabut di atas kaldera lautan pasir Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (Dok. Pribadi)

Menuju Bromo menggunakan kendaraan jeep dari Tumpang, Kab. Malang (Dok. Pribadi)
Menuju Bromo menggunakan kendaraan jeep dari Tumpang, Kab. Malang (Dok. Pribadi)

Kaldera Lautan Pasir di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (Dok. Pribadi)
Kaldera Lautan Pasir di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (Dok. Pribadi)

Driver jeep yang kami tumpangi, Mas Nanang, menjelaskan bahwa saat ini ada sekitar 1.000 unit jeep dari titik keberangkatan di Kabupaten Malang, dan total keseluruhannya ada sekitar 2.500 unit jeep dari titik keberangkatan yang ada di Probolinggo, Pasuruan, dan Malang.

Meresapi Kenangan Kisah Tara Anak Tengger Ketika Berada di Bromo

Mendengar nama Tosari, kenangan masa kecilku pun bergejolak. Nama desa itu disebutkan dalam novel Tara Anak Tengger.

Tara dikisahkan tinggal di dusun Mojosari (kini termasuk wilayah Kabupaten Probolinggo). Kisah petualangan Tara bersama teman-temannya (Ganden, Bira, dan Kate) dibalut dengan kisah kearifan lokal dan budaya suku Tengger yang sarat dengan pesan moral.

Bagaimana orang tua seharusnya merasa ikut bertanggung jawab dalam mewariskan nilai-nilai luhur budaya kepada anak-anaknya, karena itulah yang membuat mereka dapat hidup berdampingan dengan Bromo dan alam lingkungan sekitarnya yang lestari.

Ada satu bagian kisah dari Tara Anak Tengger yang cukup menggugah hati. Tatkala Tara dan teman-temannya, yang sejak tinggal di dusun Mojosari hingga dusun Agung, hanya tahu menggembala ternak, membantu orang tua mengolah ladang, hingga bermain ke sungai seharian. Mereka melihat sekolah di desa Tosari ketika mereka mengungsi saat Bromo meletus.

Dilansir dari Wikipedia, Tosari kini adalah nama sebuah kecamatan di sebelah Tenggara Kabupaten Pasuruan, Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kecamatan ini berada di Pegunungan Tengger dengan ketinggian 1.700 meter di atas permukaan laut dengan suhu udara rata-rata 5 - 10 derajat Celcius.

Letak geografis itu menjadikan Kecamatan Tosari sebagai kecamatan tertinggi di Jawa Timur dan salah satu yang tertinggi di Pulau Jawa, di mana sebagian besar penduduknya merupakan suku Tengger.

Menarik untuk diketahui bahwa Tosari merupakan wilayah tanam strategis nasional penghasil gandum. Uji adaptasi benih gandum dilakukan di Kecamatan Tosari pada tahun 2001, selanjutnya dikembangkan sampai dengan tahun 2005 juga di Puspo dengan luas tanam 135 Ha dengan hasil produksi mencapai 1,2-2 Ton/Ha.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun