Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kolaborasi Aksi Literasi, Seperti Hujan Merinaikan Inspirasi

13 September 2023   14:06 Diperbarui: 13 September 2023   18:40 443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemenang lomba permaianan tradisional di event Kolaboraksi Literasi (Dok. Pribadi)

Kopi gratis bagi pengunjung yang hadir di event Kolaboraksi Literasi (Dok. Pribadi)
Kopi gratis bagi pengunjung yang hadir di event Kolaboraksi Literasi (Dok. Pribadi)

Kegiatan ini diharapkan bisa menjawab sebagian kerinduan masyarakat, khususnya orang tua dan anak-anak sekolah akan hadirnya kegiatan rekreatif dan edukatif. Sekaligus juga menjadi media dokumentasi permainan tradisional Karo yang mungkin banyak sudah ditinggalkan anak-anak, para orang tua pun tak lagi mengajarkannya kepada anak-anaknya.

Menarik mengamati fenomena cuaca selama empat hari berlangsungnya acara sejak 23-26 Agustus itu. Rintik hujan turun setiap sore, tapi selalu saja saat menjelang atau setelah acara usai dilaksanakan setiap harinya, sehingga turunnya hujan tidak sampai menghambat pelaksanaan acara.

Seorang panitia pelaksana acara berkomentar sambil memandangi rinai rintik hujan. "Sebenarnya rinai rintik hujan justru membuat vibes-nya menjadi lebih asyik. Hujan memanjakan kenangan. Siapa tahu dari sana pun akan lahir inspirasi untuk menulis."

"Ya, hujan memang merinaikan inspirasi," seorang pegiat literasi menimpali. Bola matanya berbinar menatap rinai hujan yang turun tampak bagai tirai yang lembut turun dari langit.

"Odak-Odak Literasi," ayo bertindak, ayo berdampak bagi pembangunan literasi semoga menjadi slogan yang terus merinai dan berirama sepanjang waktu, berkolaborasi bersama mengaktualisasi semangat literasi dalam kombinasi logika dan rasa.

Pemenang lomba permaianan tradisional di event Kolaboraksi Literasi (Dok. Pribadi)
Pemenang lomba permaianan tradisional di event Kolaboraksi Literasi (Dok. Pribadi)

Meskipun hujan pada hari itu bukan hujan bulan Juni, baiklah dikutipkan puisi "Hujan Bulan Juni" yang diciptakan pada 1989 oleh Sapardi Djoko Damono, sastrawan hebat Indonesia itu, sebagai penutup artikel ini.

 

Hujan Bulan Juni

Tak ada yang lebih tabah
dari hujan bulan Juni
Dirahasiakannya rintik rindunya
Kepada pohon berbunga itu
Tak ada yang lebih bijak
dari hujan bulan Juni
dihapusnya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itu
Tak ada yang lebih arif
dari hujan bulan Juni
dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun