Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kolaborasi Aksi Literasi, Seperti Hujan Merinaikan Inspirasi

13 September 2023   14:06 Diperbarui: 13 September 2023   18:40 443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kegiatan bimbingan pemustaka bagi pelajar SMA dan mahasiswa di Kabupaten Karo (Dok. Pribadi)

Ketiga, kegiatan literasi budaya berupaya pemasyarakatan permainan tradisional khas Karo seperti lubuk, cengkah, garabuang, tam-tam buku, cit-cit burangi, dll. Dalam kegiatan ini peserta dan pengunjung pameran diundang ikut berpartisipasi secara aktif dan bersifat spontanitas. Seluruh rangkaian kegiatan ini dilaksanakan sejak tanggal 23 sampai dengan 26 Agustus 2023, bertempat di taman kota Kabanjahe.

Kolaboraksi literasi budaya melalui upaya pemasyarakatan permaianan tradisional Karo khususnya bagi siswa sekolah dasar ini sangat menarik untuk membudayakan kembali gambaran masa kanak-kanak yang aktif dan membahagiakan di mana anak-anak memiliki lebih banyak waktu untuk bermain, di mana belajar pun terasa seperti bermain.

Permainan tradisional yang umum dimainakan anak-anak yang tinggal di kampung-kampung sekitar Tanah Karo, Sumatera Utara pada era pada era 80-an dan 90-an itu memiliki banyak manfaat dan penting untuk dilestarikan karena mereka merupakan bagian penting dari kebudayaan masyarakat Tanah Karo.

Permainan garabuang pada event Kolaboraksi Literasi (Dok. Pribadi)
Permainan garabuang pada event Kolaboraksi Literasi (Dok. Pribadi)

Sebagaimana dituliskan oleh Pdt. J. H. Neumann, seorang misionaris NZG dari Belanda, dalam "Een en ander aangaande de Karo-Bataks" dimuat berturut-turut secara bersambung dalam MNZG 48 (1904) halaman 361 - 377, MNZG 49 (1905) halaman 54 - 67, MNZG 50 (1906) halaman 27 - 40, dan MNZG 51 (1907) halaman 347- 364, berbagai hal mengenai budaya Karo. Antara lain persembahan pada nenek moyang, tafsir mimpi, naga lumayang, hari dan bulan, masalah tapa, masalah nasib sial, membawa bayi ke pancuran, mengenai bulan, bintang, halilintar, memanggil roh, mantra-mantra, dan permainan anak-anak.

Permainan tradisional itu mencerminkan sejarah, tradisi, dan nilai-nilai suatu tempat, yang akan membantu menjaga keberlangsungan budaya tersebut dari generasi ke generasi. Permainan tradisional juga dapat membantu menjaga kesehatan fisik dan mental anak-anak yang sedang tumbuh dan berkembang, meningkatkan keterampilan sosial, keberanian, dan kemampuan berpikir kreatif, serta menjadi sarana hiburan yang menyenangkan bagi semua orang.

Permainan tradisional pada event Kolaboraksi Literasi (Dok. Pribadi)
Permainan tradisional pada event Kolaboraksi Literasi (Dok. Pribadi)

Kegiatan pameran buku diselingi dengan penampilan aneka permainan tradisional itu tidak saja membuat anak-anak bergembira. Bahkan bapak dan ibu guru pendamping anak-anak sekolah dan pegiat literasi yang hadir pada acara pameran ini turut merasakan suasana gembira bersama anak-anak memainkan permainan tradisional yang menghadirkan kembali kenangan membahagiakan masa kecil mereka.


Kegiatan kreatif ini walaupun terlihat sederhana merupakan bentuk kegiatan yang penting sebagai bentuk penghargaan upaya pelestarian agar permainan tradisional tidak hilang dan dapat dinikmati oleh generasi yang akan datang.

Pameran buku dan pembudayaan permainan tradisional ini terbuka untuk umum. Panitia juga menyediakan makanan ringan dan minum kopi gratis bagi pengunjung yang hadir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun