A bad library builds a collection, a good library builds a service, a great library builds a community. -- Richard David Lankes (Pemerhati perpustakaan dan kepustakawanan, Amerika Serikat)
Perpustakaan yang buruk membangun koleksi, perpustakaan yang baik membangun layanan, perpustakaan yang hebat membangun komunitas. Makna dari adagium yang tidak asing lagi di dunia perpustakaan itu menemukan relevansi dalam ajang perlombaan Perpustakaan Desa dan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Terbaik Tingkat Kabupaten Karo Tahun 2023, yang dilaksanakan pada Selasa (18/7/2023) di aula hotel Suite Pakar, Berastagi.
Kembali sejenak ke 20 Januari 2023 ...
Sore itu, saya berencana menjumpai seorang pegiat literasi di sebuah TBM di sudut kota Kabanjahe, kabupaten Karo. Namun, sesampainya di sana, ternyata tiada sesiapa di taman bacaan itu. Dia yang akan saya jumpai masih dalam perjalanan dari mengantarkan anaknya ke rumah sepulang les sore.
Sejurus kemudian, seorang pria muda yang mengenakan pakaian seragam pengemudi ojol mendekati pintu taman baca. Ia mengeluarkan anak kunci, tampaknya hendak membuka pintu.
Aku bergegas mendekatinya, siapa tahu dia juga membawa pesan dari teman saya yang mengelola taman baca ini. Setelah saya tanyakan, ternyata selain sebagai pengemudi ojol lokal di kampung kami, ia juga adalah seorang guru les bahasa Inggris bagi anak-anak sekolah dasar di taman baca ini. Dia mengajar dua kali seminggu di sini, dan semua itu gratis.
Saya selalu terkesan, setiap kali menemukan semangat tulus dari pribadi-pribadi yang mau memberi diri untuk kebaikan orang banyak melalui aksi literasi. Sesederhana apa pun itu.
Salut, ada rasa haru, juga penuh harap agar para pegiat literasi seperti sosok yang saya temui sore itu tetap mampu menjaga semangatnya untuk ikut membangun desanya melalui aksi literasi. Kiprahnya mungkin akan menebarkan benih inspirasi.
Bersyukur, Selasa (18/7/2023) kemarin, saya mendapatkan kesempatan untuk banyak belajar dari pengalaman 6 TBM dan 15 perpustakaan desa di Kab. Karo yang menebar aura inspiratif pada perlombaan Perpustakaan Desa dan TBM Terbaik Tingkat Kabupaten Karo Tahun 2023. Perlombaan ini diselenggarakan oleh Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Karo.
Saya ikut menjadi salah satu juri, bersama dengan kepala dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Karo, serta empat orang pustakawan dari Dinas Perpustakaan Daerah Provinsi Sumatera Utara. Bersyukur, saya dapat memetik hikmah sambil memanen inspirasi dari para pegiat literasi yang tampil penuh semangat dari pagi hingga sore hari itu.
Kelima belas perpustakaan desa yang lolos ke penilaian tahap kedua ini meliputi perpustakaan desa Sukanalu Kec. Barusjahe, desa Lau Riman Kec. Tigapanah, desa Jaranguda Kec. Merdeka, desa Lau Simomo Kec. Kabanjahe, desa Kubu Colia Kec. Dolatrayat, desa Ketaren Kec. Kabanjahe, desa Ajijulu Kec. Tigapanah, desa Sempajaya Kec. Berastagi, desa Suka Kec. Tigapanah, desa Gongsol Kec. Merdeka, desa Semangat Kec. Barusjahe, desa Sukajulu Kec. Barusjahe, desa Sampun Kec. Dolatrayat, desa Regaji Kec. Merek, dan desa Jinabun Kec. Kutabuluh.
Sedangkan, keenam TBM yang lolos ke penilaian tahap kedua ini meliputi TBM Sapo Literasi Samura, TBM Mentari Rumamis, TBM Anak Sinabung, TBM Pulu Cinor Pernantin, TBM Kineppen, dan TBM Philoshoper Tigapanah.
Kelima belas perpustakaan desa dan enam TBM terbaik yang lolos ke tahap kedua ini sebelumnya telah melewati monitoring untuk penilaian awal yang mencakup 10 aspek. Adapun kesepuluh aspek yang dinilai itu mencakup aspek kelembagaan, gedung/ ruang perpustakaan, perabot dan perlengkapan, tenaga pengelola, koleksi, layanan, anggaran, kerja sama, promosi, dan kegiatan perpustakaan yang bermanfaat bagi masyarakat.
Kesepuluh aspek penilaian monitoring ini memiliki bobot penilaian sebesar 50%. Di samping itu, pengelolaan perpustakaan dan TBM juga dinilai melalui metode kuesionering dengan bobot penilaian sebesar 20%. Sementara itu, penilaian dengan metode presentasi pada Selasa (18/7/2023) itu memiliki bobot penilaian 30%. Â Â Â Â
Layanan dan kegiatan literasi yang dilakukan baik oleh perpustakaan desa maupun TBM, tampak sudah cukup maju dan terus berkembang. Misalnya saja, perpustakaan desa Sukanalu si Mbelang, sebagaimana dipaparkan oleh ibu Ester br Ginting sebagai relawan yang mengelola. Perpustakaan desa Sukanalu si Mbelang ini sudah pernah menjadi juara ke-2 lomba Perpustakaan Desa Terbaik tingkat Kabupaten Karo Tahun 2022, dan juara ke-3 lomba Perpustakaan Desa Terbaik tingkat Provinsi Sumatera Utara Tahun 2017.
Menariknya, ada inisiasi pengembangan ke depan oleh perpustakaan desa ini, yang berencana membuat dokumentasi atau publikasi konten lokal yang berjudul "Umang dan Beru Tarigan Tambak." Konon katanya, itu adalah cerita rakyat Tanah Karo yang berasal dari desa Sukanalu, tapi jarang diketahui oleh masyarakat Tanah Karo sendiri.
Selanjutnya, menarik mencermati kiprah TBM Mentari Rumamis. Di TBM ini kegiatan literasi dibudayakan dengan mendorong pengunjungnya yang didominasi anak-anak untuk membaca buku minimal 30 menit setiap pertemuannya.
Namun, kegiatan literasi di sini tidak hanya sebatas membaca buku saja. Tampak sekali inisiatif untuk menumbuhkan literasi digital sejak usia dini ditanamkan di TBM ini.
Hal ini tidak mengherankan, melihat para pengelolanya adalah anak-anak muda yang masih enerjik penuh semangat. Pemilik dan pengelola TBM ini, Grace br Sitepu, juga seorang calon psikolog, yang tentu saja akan sangat mendukung pengembangan layanan TBM ini terutama bagi anak-anak dan generasi muda desa Rumamis.
Lain lagi dengan kisah pengelolaan TBM Sapo Literasi Samura, yang berlokasi dekat dengan stadion sepak bola Samura, Kabanjahe. TBM ini berdiri dari inisiatif komunitas yang bernama Forum Pemuda Peduli Pendidikan Karo.
TBM ini berhasil menggaet dukungan partisipasi melalui komunitas, baik koleksi buku yang sebagian bahkan datang dari Australia, maupun dukungan relawan sebagai pengajar di Sapo Literasi. Saat ini ada 30 orang relawan yang mendukung TBM Sapo Literasi, sebagaimana dipaparkan oleh Atmaja Sembiring, sebagai pengelola TBM.
Lain lagi kisah dari TBM Anak Sinabung, yang berdiri sejak tahun 2015. Berlokasi di dekat gerbang markas Batalyon Infanteri 125/Â Si'mbisa, Kabanjahe. TBM ini berdiri dilatarbelakangi keterpanggilan para alumni SMA Negeri 1 Kabanjahe Angkatan 1991, yang disebut juga Arumba 91, untuk membantu anak-anak di lokasi hunian sementara (huntara) yang terdampak erupsi Gunung Sinabung.
Sebagaimana dipaparkan oleh ibu Henny Gultom ini, TBM itu berdiri atas prakarsa dan kebersamaan para alumni Arumba 91. Sampai saat ini TBM Anak Sinabung itu tetap hidup berkat partisipasi murni para alumni Arumba 91, di samping ada juga bantuan koleksi buku dari pemerintah melalui Dinas Perpustakaan Daerah.
Disampaikan bu Henny, pernah dulu di sebuah huntara pengungsi Sinabung, ada anak usia sekolah yang seharusnya sudah duduk di kelas tiga sekolah dasar tapi belum mampu membaca. Berkat semangat dari si anak mengikuti layanan rutin di TBM Anak Sinabung, ia akhirnya mampu membaca dari aktivitas literasi di sana.
Perjumpaan dari pagi sampai sore pada Selasa itu akhirnya harus berakhir, dibatasi oleh waktu yang tak terasa terus berlalu. Tidak kurang banyak kisah inspiratif dari anak-anak muda, ibu-ibu dan bapak-bapak, para pengelola perpustakaan desa dan TBM lainnya yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Dari hasil penilaian dewan juri, yang terpilih sebagai juara perpustakaan desa terbaik yakni perpustakaan desa Sukanalu Kec. Barusjahe sebagai juara pertama, perpustakaan desa Kubu Colia Kec. Dolatrayat sebagai juara kedua, dan perpustakaan desa Ajijulu Kec. Tigapanah sebagai juara ketiga.
Sedangkan, yang terpilih sebagai juara TBM terbaik yakni TBM Sapo Literasi Samura sebagai juara pertama, TBM Mentari Rumamis sebagai juara kedua, dan TBM Anak Sinabung sebagai juara ketiga.
Hikmah yang bisa dipetik dari kiprah para pegiat literasi inspiratif itu bahwa untuk bisa menjadikan hidup kita menjadi berkat bagi sesama tidak semata karena kita memiliki banyak harta kekayaan. Nalar butuh tuntunan nurani untuk bisa memahami bagaimana orang-orang hebat bisa menjadi relawan demi kebaikan banyak orang sekali pun minim dukungan.
Menekuni panggilan nurani, di bidang apa pun itu, bisa membawa kita ke petualangan-petualangan yang mungkin tidak pernah kita bayangkan. Meskipun tidak semuanya, barangkali banyak hal yang kita butuhkan untuk masa depan dan hidup yang lebih baik telah dituliskan pada lembaran sebuah buku. Kita tentu perlu membaca isi buku itu.
Bersyukur, sebab kita hanya perlu pergi mencari buku itu ke perpustakaan. Syukuri saja. Ya, bersyukur selalu ...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H