Tradisi ndurung juga masih dilakukan setiap tahun menjelang pesta adat kerja tahun. Pesta adat kerja tahun adalah tradisi mengucap syukur atas hasil panen yang dikenal oleh masyarakat Karo sebagai entitas etnik baik secara teritorial, historikal, sosial, dan kultural yang sebagian besar hidup mendiami wilayah pegunungan di dataran tinggi Sumatera Utara.
Kerja tahun adalah sebuah perayaan di mana masyarakat Karo menandainya dengan membuat berbagai penganan dari hasil olahan daging ternak peliharaan dan hasil-hasil pertanian yang mereka tanam, utamanya adalah padi.Â
Pada perayaan itu, sanak-saudara saling berkunjung ke rumah-rumah dan saling memberikan salam "mbuah page ni suan, merih manuk ni asuh."Â
Salam ini mengadung makna harapan akan hadirnya kehidupan yang penuh keberkahan, di mana padi yang ditanam tumbuh subur, dan ternak-ternak yang diperlihara berkembang biak dengan baik.
Tradisi ndurung menjelang pesta adat kerja tahun ini dinamakan mere page, bila diterjemahkan langsung bermakna memberi padi. Mere page adalah tradisi ndurung bersama, beramai-ramai.
Mere page dilaksanakan sebelum masa panen padi, biasanya ketika padi mulai berbunga atau dalam bahasa Karo disebut rumpah. Maksud dari tradisi ini adalah wujud besarnya harapan dari warga desa agar hasil panen pada tahun itu melimpah.
Unik dan menariknya, dalam tradisi mere page ini, semua ikan hasil tangkapan dikumpulkan. Selesai acara, hasil tangkapan ini dibagikan merata kepada seluruh peserta ndurung.
Aspek Healing pada Aktivitas Ndurung
Mengutip pernyataan dari Veronica Adesla, seorang psikolog klinis, sebagaimana dimuat pada Kompas.com (6/2/22), healing bisa berarti bermacam-macam. Ada orang yang melakukan healing dengan makan enak, atau liburan ke tempat wisata, dan sebagainya.