Mengutip kalimat pak Tappin Saragih, "Mencipta adalah proses menjadi manusia lewat kegiatan memotret kehidupan atau kematian. Mencipta adalah proses merawat rasa ingin tahu terhadap yang esensial."
Sebagai orang tua siswa, kami bersyukur karena komunitas melukis ini hadir dan menggelar pameran karya, meskipun mungkin masih sangat sederhana. Lebih dari itu, di dalam prosesnya, dua puluh dua orang pelukis yang pada hari itu mempersembahkan karyanya sebenarnya telah melewati proses kontemplasi dan refleksi atas apa yang mereka lihat dengan mata, menuangkannya di atas media sebagai bentuk respon jiwa dan raga ketika berjumpa dengan esensi kehidupan atau kematian.
Ketika suatu karya selesai, karya berikutnya dimulai. Mencipta adalah proses menjadi yang tidak akan pernah usai selama hayat dikandung badan.
Selamat berkarya kepada anak-anak kami. Pameran ini adalah bentuk perayaan kalian untuk belajar menjadi manusia. Terima kasih, kepada Bapak dan Ibu guru, yang telah benar-benar menjadi guru, meletakkan hatinya dalam pendidikan anak-anak kami.
"Di mana hati diletakkan, di situ proses belajar dan maju dimulai."Â Kiranya semakin banyak hadir sekolah-sekolah dengan guru-guru yang mendidik dan mengajar anak-anak dengan hati. Anak-anak yang tetap mampu memelihara rasa ingin tahu, berani membuka mata selebar-lebarnya untuk merekam, menemukan informasi, dan mengubahnya menjadi pengetahuan yang baik, memberikan dampak yang baik bagi kehidupan di dunia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H