Informasi dari Pak Tappin Saragih, pembina komunitas melukis di SMP Swasta Santa Maria Kabanjahe ini, pada pameran lukisan kali ini dipamerkan sebanyak 70 buah lukisan. Katanya, tema pameran "Melihat Dunia, Menjadi Manusia" ini dimaksudkan agar anak-anak semakin membuka mata, karena saat ini manusia sering kali lupa melihat berbagai hal di sekitarnya oleh karena berbagai sebab.
Pengunjung pameran juga diajak bereflkesi agar semakin peka melihat sekitarnya, semakin berempati, hingga mereka semakin memahami tujuan hidupnya. Pameran ini digelar secara kolaboratif, antara beberapa komunitas di sekolah, yakni komunitas melukis, seni musik tradisional, kuliner tradisional, dan komunitas bahasa Inggris. Tujuannya adalah agar semuanya bisa bertumbuh bersama, maju bersama sebagai komunitas di sekolah.
Kolaborasi menjadi strategi yang semakin penting pada saat ini untuk kita mampu hidup dan tumbuh bersama-sama. Alih-alih berkompetisi yang sering kali malah mematikan pihak lain, karena seringkali apa pun dilakukan agar bisa menang dalam sebuah perlombaan.
Menurut pak Saragih yang berinteraksi langsung dengan anak-anak dalam komunitas melukis ini, bahwa walaupun masih duduk di bangku SMP, anak-anak ini sudah menunjukkan cara berpikir kritis. Mereka mampu melahirkan ide-ide yang tak terduga lewat lukisannya.
Oleh sebab itu, katanya mereka sebagai guru tidak pernah merasa lebih baik dalam segalanya dari para siswa. Guru di sana lebih menempatkan diri sebagai pendamping, karena sering kali dalam banyak hal guru justru belajar dari anak-anak juga.
Menurutnya, beberapa kendala dalam pengembangan komunitas melukis ini adalah masih adanya perasaan kurang percaya diri dari beberapa siswa padahal mereka memiliki potensi, serta kendala dari lingkungan si anak, misalnya kurangnya dukungan orang tua dan keluarga atas pilihan anak untuk melukis.
Pak Tappin sebenarnya seorang lulusan jurusan seni musik dari Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta Tahun 2015, tapi ia juga menyenangi seni lukis. Terbentuknya komunitas melukis di SMP Santa Maria juga turut dipengaruhi oleh kerinduannya akan hadirnya suasana berkesenian di Tanah Karo seperti di Yogyakarta.
"Kalau di Yogya, Â kita bisa setiap hari mengunjungi pameran lukisan, tapi nyaris tidak pernah melihat pameran lukisan di Kabanjahe," katanya. Saya juga baru ini kedua kalinya melihat pameran lukisan di kota ini, yang pertama kali adalah ketika pameran lukisan di sekolah SMP Santa Maria Kabanjahe pada 11 Februari 2023 yang lalu itu.