Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

"Melihat Dunia, Menjadi Manusia", Pameran Lukisan di Museum Jantung Kota

10 Juni 2023   12:53 Diperbarui: 10 Juni 2023   13:44 1061
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tajuk pameran lukisan kali ini, yang dilaksanakan di Museum Pusaka Karo, Berastagi, juga sangat menarik, "Melihat Dunia, Menjadi Manusia" dengan lukisan bola mata sebagai ikonnya.

"Melihat Dunia, Menjadi Manusia", Pameran Lukisan di Museum Jantung Kota, Berastagi, 6/6/2023 (Dok. Panitia Pameran Lukisan)

Kami tiba di lokasi acara pada pukul 17.13 WIB. Sudah lewat satu jam yang lalu acara pembukaan pameran lukisan ini dilaksanakan. Pilihan melaksanakan pameran lukisan karya anak-anak sekolah di museum ini menurut saya merupakan sebuah ide yang brilian.

Orang tua siswa, pengunjung pameran, dan siswa-siswi yang hadir bisa menikmati hasil karya seni lewat lukisan anak-anak sambil meluhurkan museum dan memuliakan kebudayaan.

Barangkali, masih banyak di antara yang hadir belum pernah mengunjungi museum yang berada di jantung kota Berastagi ini. Terlihat sederhana, tapi menyimpan begitu banyak peninggalan budaya Karo berikut informasinya.

Baca juga: Mengunjungi Museum Pusaka Karo, Koleksi Warisan Budaya di Jantung Kota Berastagi

Kami disambut oleh iringan musik tradisional Karo yang juga dimainkan oleh anak-anak dari komunitas seni musik tradisional Karo SMP Santa Maria Kabanjahe. Petikan dawai kulcapi (kecapi Karo) dan ketukan keteng-keteng (semacam alat musik perkusi dari bambu) memainkan irama lagu "odak-odak", dilanjutkan "kabang kiung", dan "si lengguri." Itu adalah rangkaian tiga lagu yang dimainkan secara medley mulai dari tempo lambat, sedang, hingga cepat.

Bersama anak-anak dari komunitas seni musik tradisional Karo - SMP Santa Maria Kabanjahe (Dok. Pribadi)
Bersama anak-anak dari komunitas seni musik tradisional Karo - SMP Santa Maria Kabanjahe (Dok. Pribadi)

Pemain kulcapi itu bernama Ronaldo Kembaren, ia berasal dari desa Pola Tebu, sebuah desa yang termasuk kawasan Liang Melas Datas (LMD) yang pada beberapa waktu lalu sempat viral karena warganya datang membawa jeruk ke istana negara untuk menemui Presiden Joko Widodo agar memperbaiki jalan ke desanya. Sekarang jalan ke desa itu sudah bagus.

Ronaldo saat ini duduk di bangku kelas IX SMP Santa Maria Kabanjahe. Dia bermain kulcapi sejak kelas VIII. Komunitas musik tradisional ini beranggotakan enam orang pemain kulcapi, enam orang pemain keteng-keteng, dan satu orang pemain gendang penganak. Mereka berlatih di sekolah setiap hari Senin dan Rabu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun