Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menapaki Jejak Gereja Pertama dan Jalur "Perlanja Sira" di Buluh Awar

15 Februari 2023   02:43 Diperbarui: 17 Februari 2023   09:35 3612
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Titik Nol GBKP di Buluh Awar (Dok. Pribadi)

Beberapa jemaat lanjut usia tampak duduk-duduk menanti waktu ibadah yang dilaksanakan di bangunan gereja baru yang kini dipakai oleh jemaat. Suasana desa ini akan membawa kita bernostalgia, tentang sejarah GBKP mula-mula dan juga cerita tentang "perlanja sira".

Titik Nol GBKP di Buluh Awar (Dok. Pribadi)
Titik Nol GBKP di Buluh Awar (Dok. Pribadi)

Bangunan ketiga gereja Buluh Awar yang kini menjadi Museum Zending Pekabaran Injil dan Taman Bacaan GBKP Buluh Awar (Dok. Pribadi)
Bangunan ketiga gereja Buluh Awar yang kini menjadi Museum Zending Pekabaran Injil dan Taman Bacaan GBKP Buluh Awar (Dok. Pribadi)

Buluh Awar dan Jejak Sejarah Penginjilan bagi Orang Karo

Buluh Awar adalah sebuah desa yang secara administratif termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara. Jarak kota Kabanjahe, ibu kota Kabupaten Karo ke Buluh Awar sekitar 38 km, dapat dicapai selama 1,5 jam perjalanan. Dari kota Medan jaraknya sekitar 47 km, dapat dicapai selama sekitar 2 jam perjalanan.

Menurut data tahun 2000, luas desa Buluh Awar hanya 2,5 km persegi, dengan jumlah penduduk sebanyak 500 jiwa, dan kepadatan penduduk 200 jiwa/km. Meskipun kecil merupakan tempat yang istimewa di lini masa sejarah GBKP.

Pada 18 April 1890, pendeta Hendrik C. Kruyt dari Nederlandsch Zendeling Genootschap (NZG), sebuah lembaga penginjilan Belanda yang bermarkas di Rotterdam, dan Nikolas Pontoh dari Minahasa, adalah para misionaris pertama yang datang ke Buluh Awar untuk memulai misi pelayanan dan penginjilan bagi orang Karo. Tanggal ini pun ditetapkan sebagai hari berdirinya GBKP.

Gereja pertama bagi orang Karo berdiri di desa Buluh Awar ini. Gereja itu dinamai Karo Kerk atau dapat diterjemahkan sebagai Gereja Karo. Bangunan gereja lama yang saat ini masih berdiri, tapi sudah menjadi museum dan taman baca, itu adalah bangunan ketiga gereja Buluh Awar.

Bangunan ketiga gereja Buluh Awar yang kini menjadi Museum Zending Pekabaran Injil dan Taman Bacaan GBKP Buluh Awar (Dok. Pribadi)
Bangunan ketiga gereja Buluh Awar yang kini menjadi Museum Zending Pekabaran Injil dan Taman Bacaan GBKP Buluh Awar (Dok. Pribadi)

Sembilan tahun sejak misionaris pertama tiba di Buluh Awar, tepatnya pada tanggal 24 Desember 1899, gereja pertama di Buluhawar ditahbiskan. Pada saat itu baru 25 orang yang menjadi Kristen di desa Buluhawar, pada hari itu juga diadakan kebaktian perayaan Natal dengan bahasa Karo untuk pertama kalinya.

Secara berturut-turut, misionaris NZG yang pernah melayani di Buluh Awar adalah sbb, Pdt. Hendrik C. Kruyt, Pdt. J. K. Wijngaarden, Pdt. M. Joustra, Pdt. H. Guillaume, Pdt. J. H. Neumann, dan Pdt. E. J. Van den Berg. Pendeta misionaris NZG mula-mula dibantu oleh guru-guru Injil dari Minahasa, yakni Benyamin Wenas, Hendrik Pesik, Jonan Pinontoan, dan Richard Tampenawas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun