Catatan sederhana ini, meskipun asalnya dari penilaian lomba kebersihan, tapi kiranya berguna sebagai bahan permenungan bagi para pemangku kepentingan dan siapa saja yang memiliki perhatian terkait pelayanan gereja, khususnya GBKP. Bisa sebagai tambahan rujukan dan referensi untuk merumuskan kebijakan dan rencana tindak lanjut, karena catatan observasi ini memberikan potret lapangan terkait:
a. Pola pikir, perilaku, dan sikap para pelayan gereja (pendeta, penatua/ diaken) serta jemaat GBKP dalam memaknai keberadaan gedung gereja dan kelestarian lingkungan sekitar gereja;
b. Cara pandang para pelayan gereja dan jemaat GBKP dalam pemanfaatan ruang dan estetika, baik di dalam gedung gereja maupun di sekitar lingkungan gereja;
c. Tingkat kepedulian para pelayan gereja dan jemaat GBKP terhadap pencapaian target sasaran pelayanan GBKP setiap tahunnya, yang secara khusus pada tahun 2022 yang lalu adalah "Kreatif Merawat Lingkungan". Serta sejauh mana dampaknya pada kehidupan jemaat secara khusus dan masyarakat sekitar gereja secara umum;
d. Terakhir, tapi tidak kurang penting. Ditemukan juga adanya korelasi antara keberadaan rumah pastori (keberadaan rumah pendeta runggun) dengan tingkat kebersihan gereja dan sekitar lingkungan gereja. Secara umum didapati hasil bahwa pada runggun yang di mana rumah pastori atau keberadaan pendetanya satu komplek (dekat) dengan gereja, maka gereja itu terlihat lebih bersih dan lebih "hidup".
Bisa jadi persoalan kebersihan gedung dan lingkungan sekitar gereja adalah sebuah persoalan yang kecil di antara berbagai persoalan besar dan lebih penting di tengah kehidupan gereja. Namun, bila di dalam perkara kecil itu saja ternyata pelayan dan jemaat masih keteteran, bukankah kita patut khawatir mengharapkan perkara lebih besar dan lebih penting untuk dikelola?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H