Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kebersihan Sebagian dari Iman, Permenungan di Perjalanan dari Gereja ke Gereja

19 Januari 2023   17:42 Diperbarui: 19 Januari 2023   18:22 2285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kebersihan Sebagian dari Iman, Permenungan di Perjalanan dari Gereja ke Gereja (Dok. Pribadi)

Mengutip kebenaran makna pada ungkapan "Kebersihan adalah sebagian dari iman," maka kebersihan gedung-gedung gereja dan lingkungan sekitar gereja adalah gambaran kecil dari iman para pelayan dan jemaatnya.

Pada bulan Juli hingga Oktober 2022 silam, saya bersama dengan dua orang rekan berkesempatan mengunjungi 21 (dua puluh satu) gedung/ bangunan Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) yang berada dalam wilayah pelayanan Klasis Kabanjahe -- Sukarame. Klasis adalah sebutan wilayah pelayanan di GBKP yang terdiri atas beberapa majelis jemaat yang disebut runggun dalam bahasa Karo.

Kunjungan ini dalam kapasitas kami sebagai juri untuk penilaian lomba kebersihan gereja dan sekitar lingkungan gereja pada runggun-runggun yang termasuk ke dalam wilayah pelayanan Klasis Kabanjahe -- Sukarame. Ada pengalaman selama kunjungan yang sayang bila tidak dicatatkan dan dibagikan sebagai bahan permenungan, terutama bagi saya pribadi sebagai anggota jemaat GBKP.

Tulisan ini merupakan rangkuman hasil observasi (pengamatan langsung) terhadap kebersihan gedung/ bangunan gereja dan sekitar lingkungan gereja pada 21 (dua puluh satu) runggun dalam wilayah pelayanan Klasis Kabanjahe -- Sukarame. Tidak ada maksud untuk memberikan penghakiman sepihak terkait kebersihan gedung/ bangunan dan lingkungan sekitar gereja itu, hanya sekadar berbagi pengalaman dan permenungan yang sayang dibuang.

Pelaksanaan lomba kebersihan ini adalah bagian dari upaya untuk mengevaluasi pencapaian Sasaran Pelayanan GBKP Tahun 2022 "Kreatif Merawat Lingkungan." Selain itu, pemaknaan terhadap manfaat kehadiran dan pelayanan gereja di tengah masyarakat, di mana kebersihan lingkungan merupakan bagian dari panggilan gereja yang peduli lingkungan turut melatarbelakangi dilakukannya kegiatan ini.

Kebersihan dan keindahan gedung/ bangunan gereja dan rumah pastori sudah seharusnya menjadi barometer pencapaian sasaran pelayanan GBKP terkait kreativitas dalam merawat lingkungan itu. Contoh kebersihan gereja seharusnya bermanfaat untuk mengedukasi jemaat dalam menata lingkungan demi kelestarian alam.

Penilaian kebersihan ini mempedomani petunjuk dan kriteria penilaian yang ditetapkan oleh Moderamen GBKP. Tim penilai memformulasikan indikator penilaian untuk 4 (empat) kriteria penilaian lomba yang telah ditetapkan untuk mendapatkan hasil penilaian yang objektif dan terukur.

Jadwal penilaian dilakukan secara acak dan tanpa pemberitahuan awal kepada setiap pendeta/ majelis runggun untuk menghindari bias penilaian, dan agar tim penilai bisa melihat realitas sesungguhnya penerapan Sasaran Pelayanan GBKP Tahun 2022 "Kreatif Merawat Lingkungan" ini pada setiap gedung gereja dan sekitar lingkungan gereja di wilayah pelayanan Klasis Kabanjahe - Sukarame.

Hasil observasi dan catatan atas hasil penilaian didokumentasikan untuk membandingkan keadaan sebelum, saat, dan sesudah dilakukannya penataan/ pembenahan oleh majelis jemaat yang dinilai.

Berdasarkan tipe majelis jemaat (runggun) yang terbagi dalam kategori A, B, dan C didapatkan hasil penilaian secara berurutan sebagai berikut. Untuk runggun tipe A, juara I adalah runggun Jalan Kotacane, juara II runggun Ketaren.

Gereja GBKP Jalan Kotacane (Dok. Pribadi)
Gereja GBKP Jalan Kotacane (Dok. Pribadi)

Gereja GBKP Ketaren (Dok. Pribadi)
Gereja GBKP Ketaren (Dok. Pribadi)

Sementara itu, untuk runggun tipe B, juara I runggun Kandibata, juara II runggun Singa, dan juara III runggun Kacinambun.

Interior GBKP Runggun Kandibata (Dok. Pribadi)
Interior GBKP Runggun Kandibata (Dok. Pribadi)

GBKP Runggun Singa (Dok. Pribadi)
GBKP Runggun Singa (Dok. Pribadi)

GBKP Runggun Kacinambun (Dok. Pribadi)
GBKP Runggun Kacinambun (Dok. Pribadi)

Sedangkan, untuk runggun tipe C, juara I adalah runggun Kacaribu, juara II runggun Lau Simomo, dan juara III runggun Kineppen.

GBKP Runggun Lau Simomo (Dok. Pribadi)
GBKP Runggun Lau Simomo (Dok. Pribadi)

GBKP Runggun Kacaribu (Dok. Pribadi)
GBKP Runggun Kacaribu (Dok. Pribadi)
 

GBKP Runggun Kineppen (Dok. Pribadi)
GBKP Runggun Kineppen (Dok. Pribadi)

Catatan sebagai Bahan Permenungan atas Penilaian

Tim Penilai memberikan catatan dan rekomendasi secara umum mengacu kepada 4 (empat) kriteria penilaian yang telah ditetapkan sebagai berikut:

1. Progres Kebersihan dan Keindahan Gereja dan Lingkungannya

a. Secara umum/ kebanyakan pelaksanaan gotong-royong untuk kebersihan gereja dan sekitar lingkungan gereja belum terprogram dan terjadwal;

b. Dari hasil pengamatan, pada beberapa runggun ada yang tampaknya seperti tidak pernah ada (sudah lama tidak ada) gotong-royong untuk kebersihan gereja dan sekitar lingkungan gereja. Ada beberapa gereja yang kebersihannya diserahkan sepenuhnya kepada koster (petugas yang mengurus bangunan gereja dan isinya);

c. Sarana kebersihan (tong sampah, sapu, dan alat-alat kebersihan lainnya) secara umum sudah ada pada setiap gereja, meskipun ada juga gereja yang masih sangat minim sarananya, sehingga perlu penambahan jumlah, dan perlu lebih optimal lagi dalam pemanfaatannya (misalnya benar-benar membuang sampah ke tong sampah);

d. Ada beberapa gedung gereja yang dari aspek keindahan mendapatkan penilaian kurang baik karena kondisi cat gedung gereja yang sudah kusam, plafon yang rusak, dsb;

e. Ada beberapa runggun yang belum memadai dalam pewujudan makna filosofi dan teologis interior gereja karena berbagai kendala, misalnya terkait kesesuaian warna dekorasi/ interior gedung gereja dengan tema/ kalender gerejawi.

 

2. Banyaknya jenis bunga dan tumbuhan yang ditanam

a. Terkait penataan halaman atau taman gereja, hanya beberapa runggun yang tampak sudah cukup memadai ditanami bunga, baik terkait jenis, luasan tanam, maupun ada tidaknya perawatannya, serta estetika dalam pemanfaatan ruang halaman/ taman;

b. Perlu memberikan pembekalan bagi para pelayan (pendeta, penatua/ diaken) serta jemaat terkait penataan dan pemanfaatan ruang/ taman, sehingga penataan, perawatan, dan estetika dalam pemanfaatan ruang halaman/ taman gereja benar-benar menjadi perhatian di GBKP.

 

3. Besarnya prosentase tingkat partisipasi jemaat melakukan kegiatan perawatan lingkungan (pengelolaan kebersihan dan keindahan gedung, halaman dan lingkungan sekitar gereja)

a. Partisipasi jemaat, baik secara kuantitas maupun kualitas dalam kebersihan gereja dan sekitar lingkungan gereja perlu ditingkatkan;

b. Dari hasil observasi dan wawancara, tidak didapatkan data yang akurat dan valid terkait adanya program yang terencana dan didukung dengan pendanaan pada setiap kategorial jemaat terkait aplikasi Sasaran Pelayanan GBKP Tahun 2022 "Kreatif Merawat Lingkungan" ini. Meskipun secara spontanitas dan temporer ada juga runggun atau lembaga kategorial runggun yang berpartisipasi membersihkan dan menata lingkungan desa dalam rangka menyambut dan memeriahkan HUT Kemerdekaan RI ke-77 pada tahun 2022 yang lalu.

4. Besarnya intensitas dan rutinitas pelaksanaan pengerjaan perawatan lingkungan (pengelolaan kebersihan dan keindahan gedung, halaman dan lingkungan sekitar gereja)

a. Kriteria penilaian ini memberikan potret perhatian jemaat terkait perawatan gedung gereja, sarana/ prasarana, dan lingkungan sekitar gereja;

b. Hasil observasi menunjukkan fakta bahwa jemaat GBKP tampaknya sebagian besar kurang memberikan perhatian terkait perawatan gedung gereja, padahal susah payah membangunnya dengan penggalangan dana dari jemaat;

c. Indikator paling umum dan sederhana untuk menilai hal ini tampak dari susahnya menemukan toilet/ kamar mandi gereja dengan kondisi yang bersih dan nyaman untuk digunakan. Meskipun demikian, ada juga beberapa gereja dengan toilet/ kamar mandi yang cukup bersih;

d. Ada toilet/ kamar mandi gereja yang airnya masih bergantung pada hasil tampungan air hujan, sehingga dalam keadaan mendesak terkadang majelis jemaat harus membeli air untuk kamar mandi gereja. Ketersediaan air menjadi kebutuhan yang mendesak dalam kondisi seperti itu.

 

Wasana Kata

Catatan sederhana ini, meskipun asalnya dari penilaian lomba kebersihan, tapi kiranya berguna sebagai bahan permenungan bagi para pemangku kepentingan dan siapa saja yang memiliki perhatian terkait pelayanan gereja, khususnya GBKP. Bisa sebagai tambahan rujukan dan referensi untuk merumuskan kebijakan dan rencana tindak lanjut, karena catatan observasi ini memberikan potret lapangan terkait:

a. Pola pikir, perilaku, dan sikap para pelayan gereja (pendeta, penatua/ diaken) serta jemaat GBKP dalam memaknai keberadaan gedung gereja dan kelestarian lingkungan sekitar gereja;

b. Cara pandang para pelayan gereja dan jemaat GBKP dalam pemanfaatan ruang dan estetika, baik di dalam gedung gereja maupun di sekitar lingkungan gereja;

c. Tingkat kepedulian para pelayan gereja dan jemaat GBKP terhadap pencapaian target sasaran pelayanan GBKP setiap tahunnya, yang secara khusus pada tahun 2022 yang lalu adalah "Kreatif Merawat Lingkungan". Serta sejauh mana dampaknya pada kehidupan jemaat secara khusus dan masyarakat sekitar gereja secara umum;

d. Terakhir, tapi tidak kurang penting. Ditemukan juga adanya korelasi antara keberadaan rumah pastori (keberadaan rumah pendeta runggun) dengan tingkat kebersihan gereja dan sekitar lingkungan gereja. Secara umum didapati hasil bahwa pada runggun yang di mana rumah pastori atau keberadaan pendetanya satu komplek (dekat) dengan gereja, maka gereja itu terlihat lebih bersih dan lebih "hidup".

Menikmati panorama senja saat berkunjung ke GBKP Runggun Nageri Kuta Suah (Dok. Pribadi)
Menikmati panorama senja saat berkunjung ke GBKP Runggun Nageri Kuta Suah (Dok. Pribadi)

Bisa jadi persoalan kebersihan gedung dan lingkungan sekitar gereja adalah sebuah persoalan yang kecil di antara berbagai persoalan besar dan lebih penting di tengah kehidupan gereja. Namun, bila di dalam perkara kecil itu saja ternyata pelayan dan jemaat masih keteteran, bukankah kita patut khawatir mengharapkan perkara lebih besar dan lebih penting untuk dikelola?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun