Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bersama Alpha Omega Mewujudkan Ekonomi Inklusif bagi Penyandang Disabilitas

23 Juli 2022   00:31 Diperbarui: 23 Juli 2022   00:36 1236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kegiatan kelas vokasional di Alpha Omega (Dok. YKPD GBKP Alpha Omega)

Hal ini sejalan dengan tema besar G20 tahun 2022, di mana presidensi dipegang oleh Indonesia, yakni "Recover Together, Recover Stronger." 

Melalui tema ini, Indonesia mengajak seluruh dunia untuk bergerak bersama dalam pemulihan perekonomian global pasca pandemi Covid-19, dengan berkoordinasi mengenai kebijakan ekonomi dan keuangan, sehingga dapat keluar dari krisis secara merata, serta menghasilkan pemulihan yang berkualitas dan berjangka panjang.

Perayaan HUT Alpha Omega dan FORDIKASI tahun ini juga berdekatan dengan perayaan Hari Anak Nasional (HAN) Tahun 2022, yang diperingati pada Sabtu, 23 Juli 2022. Tema HAN 2022 ini adalah "Anak Terlindungi, Indonesia Maju".

Inklusivitas dalam segala aspek pelayanan di Alpha Omega sejalan dengan prinsip yang disuarakan Christian Children Fund, di antaranya pandangan bahwa memerangi kemiskinan adalah dengan cara menanamkan harapan kepada anak, membangun masyarakat adalah demi kepentingan terbaik anak, serta menjadikan semua anak ceria demi masyarakat sejahtera.

Penyandang disabilitas mencakup setiap orang yang mengalami keterbatasan fisik, intelektual, mental, dan/atau sensorik. 

Ketika berinteraksi dengan lingkungan, kaum difabel dapat mengalami hambatan dan kesulitan untuk berpartisipasi secara penuh dan efektif dengan warga negara lainnya berdasarkan kesamaan hak.

Pembangunan yang inklusif telah menjadi kesepakatan berbagai negara di dunia melalui agenda Tujuan Pembangunan Bersama (TPB) atau Sustainable Development Goals (SDGs) 2030. TPB/SDGs merupakan kerangka komprehensif, terintegrasi dan tidak terpisahkan, dimana kemajuan pada satu dimensi membutuhkan keterlibatan aktif pada dimensi lain, katalis untuk kemitraan internasional, serta kepemilikan bersama.

"Leaving no one behind" menjadi tujuan akhir sehingga TPB/SDGs fokus pada pengurangan kesenjangan dan memastikan tidak ada satu orang pun yang tertinggal. Penguatan kapasitas penyandang disabilitas merupakan hal yang tidak terpisahkan dari strategi mewujudkan Indonesia Inklusif 2030.

Stigma dan diskriminasi yang sudah berjalan bertahun-tahun memberikan dampak pada ketertinggalan kualitas sumberdaya manusia pada kelompok penyandang disabilitas untuk berpartisipasi dalam pembangunan. Di Indonesia, tidak bisa dipungkiri bahwa pembangunan manusia masih belum merata pada semua daerah. 

Infomasi dan fasilitas masih belum merata sehingga kesempatan untuk mengembangkan diri belum memberikan hasil yang optimal, khususnya di Kabupaten Karo.

Kabupaten Karo melalui YKPD GBKP ALPHA OMEGA merupakan daerah yang telah mulai mengembangkan upaya-upaya pemenuhan hak penyandang disabilitas, baik dengan pendekatan panti maupun pendekatan CBR (Community Based Rehabilitation) atau RBM (Rehabilitasi Berbasis Masyarakat).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun