Sungai-sungai yang ada di sekitar kawasan ini kesemuanya mengalir ke Sungai Bohorok. Ciri morfologi sungai Bohorok di Bukit Lawang adalah bercabang-cabang dengan pasir gosong yang berada antara cabang-cabang sungai tersebut, material sungai berupa pasir, kerikil serta bebatuan keras dan rapuh.
Meskipun kondisi air sungai sedang surut, tapi kita tetap dipandu dan didampingi saat menyusuri sungai. Bagaimanapun aliran air cukup deras di beberapa titik dan membutuhkan pengendalian khusus dari orang berpengalaman yang mengenal tipe arus sungai. Ada sensasi tersendiri saat menikmati jeram sungai yang tenang, tapi tetap penuh dengan keseruan di Bukit Lawang.
Untuk standar biaya paket trekking dan tubing di Bukit Lawang biasanya berkisar Rp150.000/orang, belum termasuk makan siang, tergantung jauh dekat rute dan permintaan wisatawan dan juga bisa negosiasi. Namun, standar biayanya lebih mahal untuk turis mancanegara.
Pada tahun 2003 pernah terjadi banjir bandang yang menerjang Sungai Bahorok dan memporak-porandakan kawasan ekowisata Bukit Lawang ini. Semoga dengan kondisi sosial didukung oleh budaya masyarakat setempat yang semakin sadar dengan potensi wisata, di samping nilai manfaat konservasi kawasan Bukit Lawang sebagai habitat satwa liar dan salah satu paru-paru dunia, hutan ini semakin dicintai karena keberadaaannya sangat penting bagi kelangsungan hidup kita.
"Orang-orang yang sudah pernah meminum air Bukit Lawang biasanya sulit melupakannya dan akan kembali lagi ke sini, Bang," kata bang Joni Perangin-angin, seorang pelaku wisata di Bukit Lawang.
Rasanya, hari ini pun aku sudah ingin kembali lagi ke sana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H