Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Melacak Jejak Sejarah yang Terselip di Pulau Tuangku

31 Mei 2022   13:07 Diperbarui: 1 Juni 2022   01:13 1376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Di atas KMP Aceh Hebat 3 saat perjalanan pulang ke Kabanjahe dari Dermaga Pulau Banyak (Dok. Pribadi)

Masih menurut Ervan, pada masa dahulu ada banyak pendatang yang terdampar di pulau Tuangku yang berasal dari berbagai suku. Di antaranya adalah suku Melayu, Angkola, Aceh, Simeulue, dan Batak.

Mereka masing-masing membentuk daerah dan sistem kekuasaannya sendiri. Hingga pada suatu hari orang-orang itu melihat asap mengepul dari kejauhan di Pulau Asok. Dalam bahasa setempat, asok artinya asam.

Pulau Tuangku dan puncak Gunung Tiusa tampak di kejauhan dari Pulau Asok (Dok. Pribadi)
Pulau Tuangku dan puncak Gunung Tiusa tampak di kejauhan dari Pulau Asok (Dok. Pribadi)

Ketika tiba di sumber asap itu, mereka bertemu dengan sesosok pria berjubah putih. Dari petuah sang pria bijak itu, utusan para suku yang datang melihat asap ke Pulau Asok ini diarahkan menjemput rajanya ke Kerajaan Pagaruyung.

Oleh raja Pagaruyung dipercayakanlah kepada adiknya untuk menjadi raja atas kerajaan Bajaput itu. Pusat kekuasaan kerajaan itu berada di pulau Tuangku.

Berdasarkan informasi dari berbagai sumber lainnya, dijelaskan bahwa orang pertama yang mendiami Pualu Tuangku (Haloban) bernama Tutuwoun. Dia mulanya terdampar di Teluk Nibung, kemudiaan berpindah ke Tulale atau Pulau Tuangku.

Dalam perjalanan selanjutnya, Tutuwoun merasa betah dan cocok untuk mencari sumber penghidupan di Haloban atau Pulau Tuangku. Dijemputnyalah keluarganya untuk pindah dari Teluk Nibung ke Haloban. Di Pulau Tuangku ini dia bercocok tanam dan inilah sebagai permulaan munculnya permukiman di Kepulauan Banyak.

Baca juga: Eksotisme Gampong dan Pantai Ujung di Teluk Nibung Aceh Singkil

Apa yang oleh Ervan disebut sebagai kerajaan Bajaput, yang diawali oleh penampakan asap putih di pulau Asok, berhubungan dengan kisah peristiwa peselisihan antara Lawowek dan Lasengak berselang beberapa tahun kemudian setelah mereka bermukim di Pulau Banyak.

Kedua orang ini mempermasalahkan siapa di antara mereka yang terlebih dahulu mendiami Haloban atau Pulau Tuangku. Peristiwa itu diketahi oleh Tutuwoun, dia lalu membawa kedua orang itu ke rumahnya di Tulale (Pulau Tuangku).

Tutuwoun menjamu mereka dengan suguhan ubi rebus. Dengan suguhan itu sadarlah kedua orang yang cekcok tentang siapa penghuni awal Pulau ini, karena ternyata Tutuwuonlah yang terlebih dahulu mediami Pulau Tuangku dengan bukti hasil tanaman ubi rebus yang dia suguhkan itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun