Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Kisah "Palas Si Pitu Ruang" dan Asal Usul Nama "Deleng Sibuaten"

26 Maret 2022   21:47 Diperbarui: 29 Maret 2022   15:30 5797
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Situs "Palas Si Pitu Ruang" Desa Ajinembah (Dok. Pribadi)

Menariknya, tak jauh dari kaki Deleng Sibuaten kini adalah kawasan relokasi Siosar yang menjadi permukiman para pengungsi korban erupsi Gunung Sinabung. 

Deleng Sibuaten berdiri megah dan kokoh sebagai latar belakang kawasan relokasi Siosar, di mana hutannya masih belum banyak terjamah oleh tangan-tangan manusia (kerangen tua, bhs. Karo).

Kawasan relokasi Siosar dengan latar belakang Deleng Sibuaten (Dok. Pribadi)
Kawasan relokasi Siosar dengan latar belakang Deleng Sibuaten (Dok. Pribadi)

Kawasan Puncak 2000 Siosar saat senja menjelang malam dengan latar belakang Deleng Sibuaten (Dok. Pribadi)
Kawasan Puncak 2000 Siosar saat senja menjelang malam dengan latar belakang Deleng Sibuaten (Dok. Pribadi)
Bagi warga desa yang sudah lebih dahulu ada di sekitar kawasan relokasi ini memang dipercaya bahwa sosok gaib beru Ginting sebagai penghuni atau penunggu kawasan ini. Bahkan ada batang kayu di sekitar kawasan relokasi itu yang dipercaya oleh warga sekitar sebagai kayu si beru Ginting.

Begitulah cerita rakyat dan legenda. Sesuai konteks budaya dan zamannya, pesan moral dan kearifan lokal dalam cerita rakyat berfungsi sebagai penjaga kelestarian alam dan lingkungan. 

Sebab tempat-tempat yang diyakini sebagai persemayaman para tokoh dalam cerita sering kali dikeramatkan dan dipandang sakral.

Kawasan hutan di sekitar Deleng Sibuaten (Dok. Pribadi)
Kawasan hutan di sekitar Deleng Sibuaten (Dok. Pribadi)

Aliran sungai pada suatu tempat di hutan Deleng Sibuaten (Foto: Dok. Lukas Tarigan)
Aliran sungai pada suatu tempat di hutan Deleng Sibuaten (Foto: Dok. Lukas Tarigan)

Bagi generasi selanjutnya yang hidup di masa kini, pengenalan terhadap kehidupan kontekstual para leluhur sesuai zamannya kiranya bermanfaat untuk kita bisa lebih menghargai kearifan yang membuat alam dan lingkungan sekitarnya masih terjaga hingga kini.

Lagi pula, bukan merupakan hal yang aneh bila kita menemukan manfaat praktis lainnya sebagaimana hubungan yang erat antara cerita rakyat atau legenda dengan pariwisata. Misalnya, bagaimana wisata candi Prambanan, candi Sewu, situs Ratu Baka, patung Dewi Durga di Jawa Tengah dihubungkan dengan legenda tentang Roro Jonggrang.

Atau bagaimana wisata ke gunung Tangkuban Parahu yang dihubungkan dengan legenda tentang Sangkuriang dan Dayang Sumbi. Bagaimana pun, kawasan Siosar kini sedang menggeliat menjadi objek wisata primadona di Tanah Karo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun