Cok, cok, cok, cok! Cuk co li lek..!
Terdengar suara kicauan seekor burung di balik jendela kantor. Berulang-ulang, kadang cepat, riuh, kadang lemah, lebih mirip gerutuan seekor burung.
Hari terakhir bulan pertama tahun ini. Senin, 31 Januari 2022, waktu menunjukkan pukul 9.53 WIB.
Meskipun sudah agak siang, suasana pelataran parkir di belakang kantor masih sepi. Seakan suasana tahun baru masih enggan beranjak dari ruangan-ruangan kerja yang masih tampak sunyi sepi dari kehadiran orang-orang.
Saat melongok keluar jendela, ada sebuah pemandangan yang memantik rasa penasaranku. Seekor burung membangun sarang pada salah satu cabang pohon cemara, tidak terlalu tinggi dari atas tanah. Pohon cemara ini sendiri belumlah terlalu tinggi.
Dari kejauhan tampaknya menyerupai burung dari jenis burung gereja erasia (Passer montanus). Dalam bahasa Inggris dikenal juga dengan sebutan Eurasian Tree Sparrow, yang termasuk spesies burung pengicau dari famili Passeridae.
Rasa penasaran itu pun berhenti sampai di sana. Selain merasa seru karena bisa mengamati sarang burung setiap hari dari balik jendela kantor, tidak ada yang istimewa karena tokh burung gereja adalah jenis burung yang sangat biasa dan mudah dijumpai di mana-mana.
Dua bulan kemudian...
Hingga kemarin sesaat sebelum makan siang, sekitar pukul 12.25 WIB, aku dikejutkan kedatangan seekor burung yang hinggap di daun jendela kantor. Sudah hampir sekitar dua bulan berlalu sejak pertama kali aku menemukan sarang di bawah jendela kantor itu.
Aku pun mengabadikan momen yang tidak biasa terjadi itu. Seolah kali ini, si burung yang dipenuhi rasa penasaran, ada apa di balik jendela dan ruangan kantor-kantor ini.