Saat tiba di Sipoholon, masih wilayah Tapanuli Utara, terlihat uap membumbung di atas atap rumah-rumah sepanjang jalan. Ternyata uap itu berasal dari sumber air panas dan belerang.
Kata pak Tobing, konon hanya ada dua tempat dengan sumber air panas dan belerang yang berlokasi di pinggir jalan lintas seperti ini. Selain di Sipoholon ini ada satu lagi di Nikaragua, Amerika Tengah.
Selama 3 jam 5 menit perjalanan barulah kami keluar dari perbatasan Tapanuli Utara. Perjalanan pun berlanjut hingga tiba di Sipirok, Tapanuli Selatan pada pukul 14.45 WIB.
Sipirok adalah salah satu kecamatan sekaligus ibukota Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Sipirok menjadi ibu kota setelah Padang Sidimpuan yang merupakan ibu kota sebelumnya ditetapkan menjadi daerah otonom kota administratif .
Sipirok merupakan tempat kelahiran beberapa tokoh nasional seperti Merari Siregar yang merupakan seorang pengarang angkatan Balai Pustaka.Â
Kemudian Lafran Pane, pendiri organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), lalu Hariman Siregar yang merupakan tokoh yang dikenal dalam peristiwa sejarah "Malari", malapetaka 15 Januari 1974, dan juga tempat kelahiran Raja Inal Siregar yang pernah menjadi Gubernur Sumatera Utara dan terkenal dengan semboyan "Marsipature hutanabe" yang berarti mari membangun kampung masing-masing.
Sipirok berada di lembah gunung Sibualbuali yang termasuk gunung api aktif pada gugusan pegunungan Taman Nasional Bukit Barisan. Itulah penjelasan mengapa daerah sekitar pada jalur ini berhawa sejuk dan banyak sumber air panas mengandung belerang.
2. Jejak Hubungan Tapanuli dan Minangkabau di Padang Sidimpuan
Tiba di Palsabolas pada pukul 15.15 WIB. Tempat ini masih termasuk wilayah Kabupaten Tapanuli Selatan. Selanjutnya melintasi kota Padang Sidimpuan yang dulunya merupakan ibu kota Tapanuli Selatan, Sumatera Utara.