Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Mencuri Tahu Sekilas Cerita Rakyat Karo "Kuda si Tajur", Cerita di Balik Kulcapi

30 Januari 2022   08:57 Diperbarui: 31 Januari 2022   00:02 3851
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kulcapi dengan dua senar (Dok. Pribadi)

Jadi secara tersamar sebenarnya si calon murid sudah mencuri ilmu dari sang guru secara tersamar, sadar atau tanpa disadari sang guru. Bisa jadi, pada masa awal-awal, sikap adab dan sopan santun yang hidup di masyarakat itu turut membuat proses transfer ilmu dan regenerasi keahlian bermain kulcapi pada masa dulu kurang mudah untuk berkembang.

Namun, kini semakin banyak anak-anak muda dan generasi muda Karo yang menggemari permainan kulcapi. Tik saja kata kunci kulcapi di YouTube maka kita bisa menemukan banyak sekali.

Kenyataan ini erat hubungannya dengan banyaknya keberadaan sanggar-sanggar seni dan adat budaya Karo di berbagai desa kini. Anak-anak muda yang punya ketertarikan terhadap seni dan budaya mulai kembali menggali kekayaan budaya nenek moyang orang Karo lewat seni tari, bela diri, seni musik, kerajinan tangan, dan lain sebagainya.

Seperti pengalaman Iqbal Sembiring yang bermain kulcapi dan kutemui di sebuah pesta adat pernikahan di desa Lingga hari itu. Kakeknya dulu adalah seorang ahli bela diri Karo di desa Lingga yang disebut pandikar. Sementara itu saudara kakeknya pemain kulcapi.

whatsapp-image-2022-01-30-at-00-21-06-61f6168b4b660d31e653dbe5.jpeg
whatsapp-image-2022-01-30-at-00-21-06-61f6168b4b660d31e653dbe5.jpeg
Kolaborasi kulcapi dan alat musik modern dalam sebuah pesta adat pernikahan suku Karo/dok.youtube/suranta teo 

Keahliannya bermain kulcapi berawal dari kegiatannya berlatih tari tradisional Karo di sanggar seni budaya Karo, Nggara Si Mbelin Desa Lingga, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo. Ada sekitar 6 bulan lamanya ia berlatih tari atau landek (bhs. Karo).

Baca juga: Menatap Masa Depan Peninggalan Budaya Karo dan Secercah Asa dari Desa Lingga

Merasa jenuh berlatih landek saja ia pun mulai beralih ke kulcapi. Butuh waktu bagi dia berlatih kulcapi hingga 1,5 tahun sebelum akhirnya dia mampu tampil ke lapangan seperti mengiringi acara adat pernikahan pada hari kami bertemu.

Sekilas tentang Kulcapi

Alat musik tradisional Karo yang menyerupai gitar kecil dengen bentuk tersendiri itu terbuat dari kayu. Umumnya kayu tualang, ada pula pada masa dulu dibuat dari kayu yang dinamakan kayu raja.

Pada awalnya senar sebagai sumber penghasil bunyi pada kulcapi hanya ada dua. Bahannya terbuat dari serat akar pohon nira. Oleh sebab itu suaranya pun lebih rencah dari bunyi yang dihasilkan kulcapi pada masa kini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun