Namanya pun mencuri tahu, hasil pencurian mungkin tidak utuh. Namun, bukan mencuri dalam arti negatif. Ini adalah pencurian pengenalan akan salah satu peninggalan tradisi Karo dalam kulcapi.
Kulcapi adalah alat musik petik tradisional Karo. Ada keterkaitan alat musik tradisional yang satu ini dengan alat-alat musik lain pada suku Karo.
Dikenal istilah "gendang 3 sendalanen" dalam tradisi musik Karo. Bisa juga dikatakan sebagai perangkat gendang tiga serangkai. Ketiga perangkat itu adalah kulcapi, keteng-keteng, dan mangkuk.
Ini menurut penjelasan seorang generasi muda pegiat musik tradisional Karo ketika memainkan kulcapi pada saat perhelatan suatu pesta adat pernikahan menurut adat Karo. Di samping gendang 3 sendalan itu ada juga gendang 5 sendalanen.
Baca juga:Â Menatap Masa Depan Alat Musik Tradisional Karo dalam Alunan Musik Pilu
Perangkatnya adalah sarune, gendang singindungi, gendang singanaki, gendang penganak, dan gung. Penggunaan kulcapi bisa disebut adalah sebuah langkah substitusi atas penggunaan belobat dalam gendang 3 sendalanen. Belobat adalah sebuah alat musik tiup tradisional pada suku Karo.
Sebagai perangkat tunggal, kulcapi yang dipetik dulunya digunakan dalam upacara tradisional "erpangir ku lau". Upacara membawa bayi untuk dimandikan ke sungai.
Kulcapi dengan daya fleksibiltasnya terhadap tempo cepat berkaitan dengan perannya untuk membawa penari mengalami "seluk". Itu adalah sebuah tahap dimana sesorang kerasukan roh-roh nenek moyang. Berikut link video YouTube instrumentalia kulcapi yang mengiringi acara peselukken.
Cerita tentang Kuda si Tajur
Ada sebuah kisah cerita rakyat Karo yang lekat dengan eksistensi kulcapi. Cerita rakyat itu berjudul "Kuda si Tajur".