"Selalu ada cerita dalam segelas kopi atau segelas jahe madu," katanya.
Selasa, 4 Januari 2022 yang lalu, saya bersama seorang rekan menikmati suana istirahat siang pada awal hari kerja tahun baru di sebuah cafe sekitar kawasan Siosar, Tanah Karo, Sumatera Utara.
Sebuah cafe yang mungil nan asri berada di antara hamparan lokasi perladangan berlatar gunung gemunung di tepi jalan menuju Siosar. Namanya cafe Surya.
Karena bukan hari libur, suasana cafe tidak terlalu ramai. Hanya terlihat satu dua keluarga yang masih menikmati panorama dan udara segar alam pegunungan dalam suasana tahun baru, duduk berkumpul di pojok dan beranda cafe ini.
Kami disambut oleh seorang ibu yang duduk di meja kasir. Sambutan penuh keramahtamahan ini jelas membuat kami langsung merasa nyaman meskipun baru pertama kali berkunjung ke sini.
Ternyata ibu ini adalah istri sang pemilik cafe yang bermarga Sembiring Pelawi.
Kami memesan beberapa menu sajian di cafe ini, dari minuman jahe madu, seporsi kentang goreng, dan sepiring chicken nugget.
Menanti sajian terhidang, kami pun mengobrol dengan ibu ini dan pak Pelawi, suaminya. Saya dan teman saya cukup terkesan dengan pengalaman pak Pelawi bersama istrinya mulai dari merintis cafe ini sejak awal tahun 2020 hingga semakin dikenal saat ini.
Mereka adalah satu di antara ribuan jiwa lainnya dari berbagai desa yang mengungsi akibat erupsi Gunung Sinabung pada 2010 dan 2013 silam.
Pak Pelawi sendiri dan istrinya berasal dari Desa Simacem, Kecamatan Naman Teran.