Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Natal Istimewa di Gereja Kayu, Bersama Awan dan Cahaya

26 Desember 2021   10:16 Diperbarui: 26 Desember 2021   10:34 402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana ibada Natal 25/12/2021 di Gereja Kayu, Siosar (Dok. Pribadi)

3. Bersama Awan dan Cahaya

Keistimewaan yang ketiga adalah hubungan lokasi letak gereja di ketinggian Siosar dengan awan-awan dan cahaya.

Semburat berkas cahaya mentari pagi menyinari ladang warga di Siosar (Dok. Pribadi)
Semburat berkas cahaya mentari pagi menyinari ladang warga di Siosar (Dok. Pribadi)

Ketinggian letak suatu tempat, yang diukur dari atas permukaan laut, akan berpengaruh terhadap suhu udara, intensitas sinar matahari, kelembaban udara, dan angin.

Berbagai proses dalam kehidupan makhluk hidup tergantung kepada cahaya. Dengan kata lain cahaya adalah sumber kehidupan.

Kesemua unsur ini berhubungan dengan perbedaan jenis dan tingkat pertumbuhan tanaman. Sebagian besar jemaat, kalau boleh dikatakan bahkan hampir seluruhnya, bekerja sebagai petani.

Semakin tinggi suatu tempat, semakin rendah suhu tempat tersebut. Intensitas cahaya matahari juga semakin berkurang.

Hal ini menjelaskan mengapa tanaman buah-buahan di dataran rendah berbunga lebih awal dari pada di dataran tinggi.

Dicatat dari berbagai sumber, suhu udara kering atmosfer bumi dikatakan lebih dingin sekitar 1 derajat Celcius setiap kenaikan tegak 100 m. Hal ini disebabkan udara yang naik akan memuai karena tekanan lebih rendah pada elevasi yang lebih tinggi.

Kenyataan kondisi alam yang seperti ini barangkali ikut membentuk pribadi orang pegunungan yang harus gigih mengolah ladang, dan sabar menanti berkat-berkat hasil bumi melalui tanamannya.

Mengutip isi kitab Yakobus  Pasal 5 ayat 7 sampai 8, katanya demikian:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun