"Dari gejalanya kemungkinan Bruno mengalami kecacingan parah," sambungnya.
Drh. Imelda menjelaskan kalau pada usia muda, anjing peliharaan riskan dengan kecacingan karena pola hidup dan perilakunya. Oleh sebab itu, sebaiknya sejak umur 1 bulan anjing peliharaan sudah diberi obat cacing. Pemberiannya diulang 2 minggu kemudian atau paling lama 1 bulan kemudian.
Penularan kecacingan anjing peliharaan kepada manusia bisa terjadi untuk bebrapa jenis seperti cacing ascaris. Untuk itu ketika kita memutuskan memelihara hewan peliharaan maka kita juga harus rutin makan obat cacing.
Dampak kecacingan yang bisa menyebabkan anjing berak darah itu tampak berlangsung cepat. Hari Sabtu Bruno masih berlarian ceria, pada Rabu dia sudah tiada.
Sebelumnya juga sebenarnya dampaknya sudah terjadi, tapi tersamar karena masih dalam masa inkubasi. Padahal sebenarnya pada masa itu sudah mulai ada perlukaan atau infeksi, tetapi belum waktunya menunjukkan gejala klinisnya.
Jadi tampaknya ada benarnya pendapat yang mengatakan bahwa sekarang kita yang repot menjaga anjing, bukan anjing yang repot menjaga kita. Kalau sehat pun anjing bisa pula dicuri maling anjing.
Bruno atau bahkan hewan peliharaan lainnya sebagai makhluk hidup juga pada dasarnya seperti manusia. Oleh sebab itu, yang saya lihat dari penangan tim medis di klinik ini, ketika pasien datang, khususnya hewan kesayangan, mereka memperlakukan pasien sebagai bagian keluarga klien.
"Kami harus memperlakukannya seolah dia adalah anak klien yang paling kecil," jelas drh. Imelda.
Maka tidak jauh berbeda. Pelayanan dokter hewan, sebagaimana halnya dokter bagi pasien manusia, juga adalah tugas panggilan mulia bagi kehidupan.
Mengutip penjelasan drh. Imelda, "Manusia dan hewan peliharaannya harus saling memahami. Kejamnya, dalam beberapa kasus ternyata anjing jauh lebih setia dari pada manusia. Mereka (anjing-anjing itu) adalah makhluk-makhluk yang setia."