Pada pukul 18.46 hari Selasa, 7 Desember 2021 itu drh. Imelda mengabarkan kalau Bruno berak berdarah.
"Semoga Bruno kuat ya," katanya melalui pesan whatsapp.
Saya yang tidak pernah membawa hewan berobat ke klinik agak terkesiap juga. Saya tidak pernah merasakan sensasi rasa seperti ini sebelumnya.
Karena sudah terbiasa dengan kehadiran Bruno di rumah, sepi juga rasanya saat dia tidak ada di rumah. Padahal ketika dia ada, terkadang aku suka kesal juga karena Bruno suka berlarian di dalam rumah.
"Sudah kami infus, Kami juga sudah melakukan tes swab parvo dan hasilnya negatif," sambungnya.
Berak darah adalah salah satu gejala klinis penyakit anjing yang disebabkan virus parvo yang banyak mendera anjing-anjing di tempat kami belakangan ini. Mendengar istilah tes swab membuat saya langsung terbayang pandemi Covid-19 sebagai salah satu tantangan kesehatan terbesar dewasa ini yang membuat berbagai kesulitan bagi manusia.
"Apa kira-kira sakit si Bruno, Kak?" tanyaku.
Sedikit ada perasaan lebih tenang karena Bruno dirawat di klinik dari pada kami memaksanakan merawatnya sendiri di rumah tanpa pemahaman yang memadai tentang kesehatan hewan.
"Bukannya keracunan dia itu, Kak?" kembali aku bertanya.
"Nggak, kalau melihat hasil tes swabnya," jawabnya.