Tidak sulit untuk menghubungkan tujuan dengan ambisi dalam pikiran. Sebab siapa pun yang hendak menuju suatu tempat atau suatu hal sebagai tujuan pastilah digerakkan oleh sebuah ambisi dalam pikirannya.
Sekarang, meskipun agak memaksakan diri dengan melacak asal kata lemot yang dalam bahasa gaul (prokem) diasosiasikan sebagai seseorang atau sesuatu yang lamban, tidak cakap, sering juga disebut lelet (mis. untuk komputer), itu bisa saja merupakan akronim dari lemah otak. Seseorang dengan otak yang lemah bagaimanapun akan terlihat lamban, tidak cakap, dan juga lelet.
Berbeda halnya dengan kata rudal yang akan kita temukan dalam KBBI sebagai akronim dari peluru kendali. Tidak semua orang merasa tertarik untuk membuka kamus dan mencari arti kata rudal karena tampaknya sudah sangat umum, tapi banyak yang tidak tahu kalau itu adalah akronim.
Orang yang mengisi TTS bisa saja mendapatkan pengetahuan itu (sadar atau tidak) dengan cara yang tidak pernah ia duga. Bagi saya hal ini termasuk menyenangkan.
3. Melatih Diri Mengenal dan Membaca Pola
Mungkin tidak sedikit orang yang menganggap kegiatan mengisi TTS sebagai hal yang sia-sia dan membuang-buang waktu. Bahkan saat ini TTS (dalam bentuk buku) bisa jadi sudah nyaris menjadi artefak.
Kenyataan itu tampak dari toko-toko buku, agen koran, dan warung-warung yang masih ada menjual buku TTS tapi dengan tampilan kertas yang sudah menguning dan tampak usang. Mengisi TTS sudah kalah menarik dibandingkan bermain gim di gawai yang canggih.
Padahal sebenarnya mengisi TTS bisa melatih kita untuk mengenal dan membaca pola. Banyak pertanyaan TTS yang berulang, tapi bukankah pola memang terbentuk dari unsur-unsur yang disusun secara berulang dalam aturan tertentu sehingga dapat diperkirakan kelanjutannya?
Kemampuan mendeteksi sebuah pola bermanfaat untuk mengenal beberapa bentuk tiruan sejenis yang sebetulnya memiliki keteraturan. Orang yang terbiasa melihat keteraturan dalam sebuah teka teki biasanya memiliki pengenalan yang baik akan sebuah desain maupun gagasan yang abstrak.
Dalam TTS, kita sering mendapati pertanyaan pada sebuah halaman diisi sebagai jawaban pada halaman yang lain. Orang yang gemar mengisi TTS pastilah dapat mendeteksi pola dasar pembentuk pertanyaan dan jawaban TTS ini.
Maka tidak heran, ada banyak orang yang tampak mampu mengisi TTS dengan kecepatan yang luar biasa hanya dengan melihat sekilas saja karena sudah mengenal polanya. Bayangkan bila cara seperti ini bisa kita terapkan untuk menjawab masalah-masalah riil kehidupan?