Kurang dari tiga hari lagi, tepatnya pada 20 Juli 2021, kita akan mengenang 52 tahun pendaratan pertama manusia di bulan. Pendaratan Neil Armstrong, Michael Collins, dan Edwin Aldrin itu terjadi pada 20 Juli 1969.
Dilansir dari cnn.com, bahwa menjelang akhir masa jabatannya sebagai Presiden Amerika Serikat, Donald Trump memberikan sebuah arahan untuk mempercepat misi pendaratan kembali manusia ke bulan. Misi ini dinamakan Ertemis, dewi dalam mitologi Yunani yang merupakan saudara kembar dewa Apollo.
Target pendaratannya adalah pada tahun 2024. Diawali dengan misi Ertemis 1 dengan target mengorbit bulan tanpa awak pada 2020, kemudian misi Ertemis 2 dengan misi berawak mengorbit bulan ditargetkan pada 2023.
Kembali ke Bumi, Realitas "Kerja Tahun"
Sejenak meninggalkan kisah Godzilla dan makhluk-makhluk raksasa mitologi serta berbagai target tentang bulan. Kita kembali ke bumi dan kepada kenyataan.
Bukan akibat perang para titan dan para dewa, tapi manusia di bumi kini memang sedang menjalani sebuah masa suram akibat pandemi Covid-19. Bukan pula oleh jentikan jari Thanos sebagaimana di film "Avengers: Infinity War" (2018), tapi dampak pandemi ini telah memberi pengaruh signifikan pada populasi manusia.
Gerombolan atau kerumunan kini benar-benar menjadi sesuatu yang sangat dilarang dan dihindari. Pengaruhnya bahkan telah mengubah pesta kebudayaan hingga tingkat perdesaan.
Hal ini sebagaimana tampak dalam pesta kebudayaan "kerja tahun" pada suku Karo dalam dua tahun belakangan ini. Suasana kerja tahun pada 2020 yang lalu dan 2021 ini menunjukkan hal itu.
Sebagai pesta ungkapan syukur atas hasil panen padi, warga desa kami biasanya merayakan pesta ini dengan mengundang keluarga besar dari segala penjuru. Setidaknya selama dua hari berturut-turut, desa yang merayakan pesta panen akan menjadi pusat kerumunan orang-orang, dan di sana banyak makanan.