Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Permenungan Jalanan, Kisah Evolusi Tikus dan Kepunahan Dinosaurus

17 Juni 2021   23:41 Diperbarui: 17 Juni 2021   23:43 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kemacetan lalu lintas Berastagi-Medan, 2021 (Dokpri)

Bisa dikatakan, anggaran pendapatan dan belanja manusia kini semakin memberi porsi bagi investasi psikologis. Banyak piknik biar tidak panik, kata sebagian mereka.

Kisah Evolusi Tikus dan Kepunahan Dinosaurus

Paradoks kedua. Memandang dari jauh indahnya kelap-kelip lampu kendaraan yang terjebak kemacetan mungkin sama ironisnya dengan anjuran untuk membiasakan diri menikmati penderitaan.

Kemacetan lalu lintas Berastagi-Medan, 2021 (Dokpri)
Kemacetan lalu lintas Berastagi-Medan, 2021 (Dokpri)
Dalam evolusi organik Charles Darwin, seleksi alam diyakini telah membuat hanya spesies yang paling kuat, yang paling adaptif, yang akan mampu bertahan di alam. Akibatnya, spesies yang terlahir selanjutnya diyakini mempunyai kualitas genetik yang semakin baik.

Spesies turunan akibat evolusi ini terlahir dari perkawinan induk yang sama-sama lulus seleksi alam. Barangkali, inilah penjelasan logis kenapa tikus-tikus di rumah kini tidak mempan lagi, atau setidaknya makin sukar, ditangkap memakai perangkap lem cap gajah.

Saya sudah melihat buktinya dengan mata kepala sendiri. Bukannya tikus yang terjebak di tengah perangkap yang terbuat dari lem itu, melainkan sepotong kain yang dijadikan jembatan menuju umpan dari kepala ikan asin yang berada di pusat perangkap yang lengket di sana.

Tikus-tikus masa kini lolos dari perangkap, karena mereka adalah keturunan dari tikus-tikus yang lebih dahulu selamat entah karena apa, dan setelah berapa kali percobaan. Tikus-tikus ini kawin-mawin dan melahirkan bayi-bayi tikus yang makin lihai menghindari perangkap.

Walaupun bentuk tikus-tikus yang terlihat hari ini tetap sama, tapi sebenarnya tikus yang tertangkap dulu atau yang hari ini lolos bukanlah tikus yang sama.

Kembali ke fenomena kemacetan lalu lintas pada 3 tahun yang lalu. Kalaulah seleksi alam menyisakan spesies sapiens yang terkuat dan paling adaptif yang bertahan hingga saat ini, sehingga sapiens yang terlihat sekarang sama sekali baru, maka ada paradoks dalam fenomena kemacetan ini.

Manusia atau sapiens yang berkendara di tengah kemacetan ini adalah manusia-manusia yang sama dan berada di jalan yang sama berulang kali. Mereka juga telah pernah terjebak macet sebelumnya, di jalan yang sama atau di jalan lain.

Investasi psikologis yang mahal ini membuat manusia tampak seolah merasa perlu untuk menambah waktu lebih lama berada di luar rumah. Entah untuk merenungi fenomena atau mencari hiburan sambil menambah beban derita. Merenung hingga kemacetan terurai, padahal ada rumah untuk ditinggali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun