Atau misalnya, tempat-tempat wisata yang dipenuhi sampah berserakan. Terlihat saat parkiran kendaraan ditinggal para pelancong saat pulang ke tempat asalnya atau melanjutkan pelancongan ke tempat lain, sampah-sampah ditinggalkan berserakan.
Seakan urat kesadaran bersama sudah lumrah mengabaikan kenyataan bahwa telah terjadi pemerkosaan besar-besaran terhadap lingkungan. Pelakunya sering kali tidak pernah dilaporkan, diadukan, apalagi diadili.
Memang tidak di semua tempat terjadi pelanggaran etika lingkungan. Tapi siapa bisa menjamin, bahwa di tempat yang tampak jauh dari tindak pemerkosaan lingkungan, sebenarnya karena di sana sudah lebih dahulu mengalami kerusakan? Di sana takada jalan lain kecuali bertobat massal dan berusaha berdamai dengan sisa kehijauan yang ada, yang sebagian besarnya hanyalah hijau-hijau buatan.
Maka, bila masih ada yang peduli mengumpulkan sampah-sampah yang kita tinggalkan sembarangan, di manapun itu, jangan langsung menganggap itu sebagai pencitraan. Bila bukan karena tuntutan pekerjaann sebagai petugas kebersihan, bisa jadi dia adalah orang yang memang mencintai lingkungan.
Separah-parahnya, kalaupun itu adalah pencitraan, maka itu adalah pencitraan yang tak merugikan. Setidaknya sampah yang dibuang sembarangan jadi berkurang.
Syukur-syukur bila mengutip sampah yang dibuang sembarangan merupakan renjana seseorang. Meskipun dalam hati ia menggerutu, tapi gerutuan itu bisa berbuah menjadi tindakan yang berpihak pada lingkungan.
Pastilah itu karena adanya dorongan sebuah kesadaran. Kesadaran bahwa lebih baik berbuat sesuatu meskipun kecil dari pada mengutuki keadaan.
Lalu apa yang bisa dilakukan supaya orang lain mengingat keahlian yang kita miliki dalam mencintai lingkungan sebagai citra diri?
1. Konsisten Melakukan
Hari ini membuang sampah di tempat yang disediakan, tapi besok membuang sampah sembarangan. Itu bukanlah sebuah bentuk sifat yang konsisten.
Di manapun dan kapanpun, kendalikan diri untuk tidak membuang sampah sembarangan. Tidak tersedia tempat sampah yang memadai bukan menjadi alasan yang dapat diterima untuk membenarkan tindakan membuang sampah sembarangan. Simpan sampah kita sendiri, pada saatnya buang di tempat yang disediakan.Â