Perlu untuk saling mendukung menjaga mimpi itu tetap tumbuh, berkembang, dan berbuah manis. Ya, pariwisata adalah jenis budi daya sumber daya yang tidak ada habisnya, bila dikelola dengan baik.
Â
4. Orang mati menerima lebih banyak bunga daripada orang hidup karena penyesalan lebih kuat daripada rasa syukur. (Anne Frank)
Nyatakan dengan bunga. Itu adalah sebuah ungkapan yang juga sudah sangat umum kita dengar. Namun, menjadi ironis saat kita lebih merayakan kedukaan kita dengan penuh warna, dari pada mencerahkan masa hidup kita yang singkat.
Sebenarnya tidak harus menunggu ada acara duka cita baru kita membeli banyak bunga dan menghantarkannya ke pusara. Mengapa tidak, bunga menjadi keseharian kita dalam mensyukuri waktu hidup yang singkat? Bukankan warna dalam bunga bisa membikin hidup lebih hidup? Perlu juga kita pikirkan sebelum menyesal.
5. Jika kami bunga, engkau adalah tembok, tapi di tubuh tembok itu telah kami sebar biji-biji. Suatu saat kami akan tumbuh bersama dengan keyakinan. (Wiji Thukul)
Meskipun banyak tantangan dan hambatan, termasuk dalam budi daya bunga, tapi rasa seperti dalam larik puisi Wiji Thukul ini bisa menjadi pemantik semangat untuk kita tetap bisa mengelola harapan.
Hari ini kita bisa susah, tapi tetap semangat, siapa tahu besok hari akan lebih cerah. Harapan akan masa depan bukan tentang seperti apa kita kelihatannya hari ini, melainkan tentang meyakini menjadi apa kita nanti.
Kalau kita punya banyak "mengapa" untuk hidup, buat apa "bagaimana"?