Selain sikulikap, satwa liar yang dilindungi lainnya yang juga menghuni hutan sekitar gunung Sibayak sebagaimana halnya hutan pada gugusan taman nasional Bukit Barisan antara lain adalah kijang muncak, harimau sumatera, gajah asia, orang utan, kambing hutan sumatera, kukang, trenggiling, tapir, elang bondol, beruang madu, dan elang brontok. Namun, menurut pengakuan Pak Suparmin, harimau sumatera dan gajah asia adalah jenis satwa yang tidak pernah ia temukan di sekitar hutan gunung Sibayak ini.
Selain menyimpan pesona serta keindahan alam, dan walaupun tampak damai dengan reputasinya yang sudah lama tidak meletus sejak tahun 1881, bukan berarti tidak perlu hati-hati saat melakukan pendakian di gunung ini. Menurut data UPT. Pengelolaan Tahura Bukit Barisan, di gunung ini tercatat ada 13 orang pendaki yang pernah dilaporkan hilang sejak tahun 1983 hingga 2017.
Wasana Kata
Meskipun artikel ini tidak dituliskan di tepian pantai, tapi sebagaimana perlunya penghormatan terhadap kearifan lokal di alam pegunungan, begitu juga halnya dengan laut. Kita perlu menjaga etika dalam hubungan kita dengan alam.
Alam mungkin saja bisa lestari tanpa manusia, berbeda halnya dengan manusia yang tidak mungkin hidup tanpa alam yang lestari. Kalau pun mungkin bisa, pada saat itu terjadi kita barang kali sudah menjadi jenis manusia yang sepenuhnya berbeda dengan yang kita kenal selama ini.
Semoga ada kepedulian yang semakin meningkat untuk menjaga laut, gunung, hutan, sungai, dan keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya bagi kehidupan dan penghidupan yang berkelanjutan. Dari sanalah sungai mengalir sampai jauh.
Selamat hari laut dan hari lingkungan hidup sedunia dari kami di pegunungan Tanah Karo. Mejuah-juah.
Rujukan:
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI