Mengenal dan memahami Indonesia sebagai kesatuan wilayah, tidak akan pernah utuh kalau anak gunung merasa tidak perlu belajar berenang karena ia merasa tidak perlu mengenal laut. Atau anak laut merasa tidak perlu belajar bertani karena ia tidak perlu mengenal kehidupan pegunungan. Ini tentang mengenal Indonesia secara utuh dengan seluruh potensi dan ancaman yang melingkupinya.
 Melihat Keindahan Alam Sibayak di Hari Laut Sedunia
Dari data UPT. Pengelolaan Tahura Bukit Barisan, Gunung Sibayak adalah sebuah gunung api aktif tipe A jenis stratovolcano, dengan ketingian 2056 mdpl, yang berada di Kabupaten Karo, Sumatra Utara. Kata "sibayak" dalam nama gunung ini, oleh orang Karo dikaitkan dengan sebutan sibayak yang berarti "raja" dalam sistem pemerintahan tradisional Karo pada masa lalu.
Di kawasan kawah puncak Sibayak terdapat kaldera yang luasnya lebih kurang 40.000 m2, dan di sekitarnya terdapat lubang-lubang semburan gas sulfatara, yang memproduksi belerang dan uap panas bumi, serta lava andesit. Â
Hari Senin yang lalu saya bertemu dengan pak Suparmin. Dia adalah seorang dari suku Jawa yang tinggal di Desa Rajaberneh. Sehari-harinya ia bertugas sebagai penjaga pos retribusi di pintu masuk rute pendakian Gunung Sibayak.
Pada hari biasa di bertugas di pos ini sampai sore menjelang malam. Namun, pada hari Sabtu, di mana lebih banyak orang yang datang melakukan pendakian, maka pak Suparmin ditemani oleh dua orang rekannya bermalam di pos ini.
Vegetasi hutan di sekitar gunung Sibayak cukup beragam, khas hutan hujan tropis. Pada saat saya singgah sebentar di pos pendakian ini, kami melihat serombongan "Sikulikap" yang bergelantungan di pohon. Itu adalah jenis kera yang berbulu hitam, dengan tungkai (kaki dan lengan) yang panjang dan ada warna keabu-abuan di punggung dan kepalanya. Berikut ini adalah rekaman video amatir penampakan kera "Sikulikap" yang sempat saya abadikan.Â
Habitat bagi Sikulikap, sebagaimana umumnya mamalia, adalah di sekitar sumber air. Jenis kera yang satu ini mirip jenis kera yang disebut Gibon.