Jam 6 pagi, burung-burung walet berkicau dan beterbangan hilir mudik di sekitar rumah. Udara pagi masih berkabut, matahari mulai melukis rona merah pucat disaput kuning keemasan di ufuk Timur.
Berkas sinar hangat mulai menghalau arak-arakan kabut menuju Selatan. Demikianlah sekilas kesibukan alam pagi di atas ketinggian Kacinambun Highland, Siosar. Setiap pagi demikian, hanya saja udara pagi rasanya lebih sejuk di musim kemarau ini.
Aneka tanaman hias itu meliputi berbagai jenis anggrek, jenis keladi-keladian, tanaman hias jenis sukulen, aglonema, anthorium, pakis-pakisan, dan sebagainya.
Sama seperti merawat bayi, membudidayakan tanaman, khususnya tanaman hias, membutuhkan kesabaran dan ketekunan. Begitu juga halnya dengan kerepotannya, meskipun bayi kecil menggemaskan karena sedang lucu-lucunya, rasanya terkadang juga membikin raga begitu lelah, karena sesekali ia rewel dan bikin ulah juga.
Namun, perasaan bahagia bersamanya, dan kebersamaan dalam merawat dan membesarkannya mengalahkan segala kerepotan dan keletihan yang ikut menyertainya.
Tanaman hias butuh disiangi dari rerumputan yang tumbuh entah dari mana. Perlu dikontrol kondisi kelembaban media tempat tumbuhnya.
Biasanya disiram pada pagi dan sore hari. Apalagi pada musim kemarau seperti saat ini, perlu diperhatikan penyiramannya. Meskipun sebagian tanaman hias tidak suka bila terlalu basah, seperti begonia.
Sesekali tanaman hias perlu disemprot sejenis insektisida ringan. Bila musim hujan, banyak sekali bekicot yang perlu disingkirkan, agar tidak merusak daun dan kelopak bunga.
Selain itu, tanaman juga perlu diberi makan. Selain diberi humus, ia juga perlu diberi pupuk perangsang pertumbuhan dua minggu sekali.
Keasyikan bekerja di kebun bunga bisa membuat hari berjalan begitu cepat. Meskipun sebenarnya kita melakoninya dalam ritme hidup yang melambat.
Sebabnya, tidak mungkin mengerjakan pekerjaan halus kepada bunga-bunga dengan grasak-grusuk. Ketergesaan bukan hanya membut jiwa raga kita lelah.
Bunga-bunga juga bisa stress bila diperlakukan kasar. Walaupun untuk segala kehalusan itu, telapak tangan dan jemari kita sendiri bisa menjadi kasar karenanya. Bukankah ada skincare dan lotion untuk perawatan kulit kita sendiri, bukan? Hehe.
Di kebun bunga juga selalu saja ada yang bisa dan perlu dikerjakan. Meskipun begitu, bila hati riang melakukannya, tidak ada perasaan terbeban dan keterpaksaan.
Bila hari ini kesibukan bukan dengan tanaman bunganya langsung, maka taman atau pekarangan depannya juga tidak kurang banyak membutuhkan sentuhan penataan dan perhatian.
Hari ini korek di sini, besok timbun di sana. Tanam ini di sana, perlu merambatkan itu di sini. Ada saja yang dikerjakan. Tapi setiap selesai satu tahapan, selalu ada rasa puas dan damai saat menyaksikan apa yang telah dikerjakan.
Tangan dan kaki belepotan lumpur di musim hujan. Wajah dan lobang hidung berdebu saat musim kemarau. Begitulah, setiap musim ada bunganya, dan setiap bunga ada musimnya.
Bila sore telah tiba, saatnya menyimpan peralatan kerja dan membersihkan diri, mandi, ganti pakaian, dan makan malam. Syukuri apa yang terjadi hari ini. Besok ada pekerjaan lain menanti.
Halimun pun menyelimuti bumi. Pertanda bumi memanggil kita untuk menghela nafas kembali dalam jeda hidup ini.
Salam sejuk nan lestari. Mejuah-juah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H