Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Berkebun Mengajarkan bahwa Setiap Bunga Ada Musimnya dan Setiap Musim Ada Bunganya

31 Mei 2021   22:24 Diperbarui: 31 Mei 2021   23:01 630
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jam 6 pagi, burung-burung walet berkicau dan beterbangan hilir mudik di sekitar rumah. Udara pagi masih berkabut, matahari mulai melukis rona merah pucat disaput kuning keemasan di ufuk Timur.

Berkas sinar hangat mulai menghalau arak-arakan kabut menuju Selatan. Demikianlah sekilas kesibukan alam pagi di atas ketinggian Kacinambun Highland, Siosar. Setiap pagi demikian, hanya saja udara pagi rasanya lebih sejuk di musim kemarau ini.

Semburat cahaya fajar di ufuk Timur (Dokpri)
Semburat cahaya fajar di ufuk Timur (Dokpri)
Saya mengganjal perut dengan sarapan pagi segelas teh susu dan dua biji roti kosong. Itu adalah perpaduan lengkap sarapan pagi khas kampung pegunungan di Tanah Karo.

Sarapan pagi di pegunungan Tanah Karo (Dokpri)
Sarapan pagi di pegunungan Tanah Karo (Dokpri)
Pagi ini rencananya saya akan menggarap lagi sepetak kebun milik keluarga. Di kebun mungil ini, Tartu Flower Garden, kami membudidayakan berbagai jenis tanaman hias.

Aneka tanaman hias itu meliputi berbagai jenis anggrek, jenis keladi-keladian, tanaman hias jenis sukulen, aglonema, anthorium, pakis-pakisan, dan sebagainya.

Kebun bunga di Tartu Flower Garden (Dokpri)
Kebun bunga di Tartu Flower Garden (Dokpri)
Tanaman hias ini ditanam di sebuah green house yang dibuat dari rangka baja ringan dan diselimuti jaring paranet. Rak untuk menempatkan aneka tanaman hiasnya sendiri terbuat dari potongan dan bilah-bilah bambu. Sudah 5 bulan ini pembudidayaan ini berlangsung.

Kebun bunga Tartu Flower Garden (Dokpri)
Kebun bunga Tartu Flower Garden (Dokpri)
Kebun bunga Tartu Flower Garden (Dokpri)
Kebun bunga Tartu Flower Garden (Dokpri)
Selain untuk dinikmati sendiri, dan untuk pengunjung yang datang sekadar cuci mata, tanaman ini juga bisa untuk dijual. Ada perasaan damai saat berada dan menghabiskan waktu di rumah hijau ini.

Sama seperti merawat bayi, membudidayakan tanaman, khususnya tanaman hias, membutuhkan kesabaran dan ketekunan. Begitu juga halnya dengan kerepotannya, meskipun bayi kecil menggemaskan karena sedang lucu-lucunya, rasanya terkadang juga membikin raga begitu lelah, karena sesekali ia rewel dan bikin ulah juga.

Namun, perasaan bahagia bersamanya, dan kebersamaan dalam merawat dan membesarkannya mengalahkan segala kerepotan dan keletihan yang ikut menyertainya.

Tanaman hias butuh disiangi dari rerumputan yang tumbuh entah dari mana. Perlu dikontrol kondisi kelembaban media tempat tumbuhnya.

Biasanya disiram pada pagi dan sore hari. Apalagi pada musim kemarau seperti saat ini, perlu diperhatikan penyiramannya. Meskipun sebagian tanaman hias tidak suka bila terlalu basah, seperti begonia.

Sesekali tanaman hias perlu disemprot sejenis insektisida ringan. Bila musim hujan, banyak sekali bekicot yang perlu disingkirkan, agar tidak merusak daun dan kelopak bunga.

Selain itu, tanaman juga perlu diberi makan. Selain diberi humus, ia juga perlu diberi pupuk perangsang pertumbuhan dua minggu sekali.

Keasyikan bekerja di kebun bunga bisa membuat hari berjalan begitu cepat. Meskipun sebenarnya kita melakoninya dalam ritme hidup yang melambat.

Sebabnya, tidak mungkin mengerjakan pekerjaan halus kepada bunga-bunga dengan grasak-grusuk. Ketergesaan bukan hanya membut jiwa raga kita lelah.

Bunga-bunga juga bisa stress bila diperlakukan kasar. Walaupun untuk segala kehalusan itu, telapak tangan dan jemari kita sendiri bisa menjadi kasar karenanya. Bukankah ada skincare dan lotion untuk perawatan kulit kita sendiri, bukan? Hehe.

Di kebun bunga juga selalu saja ada yang bisa dan perlu dikerjakan. Meskipun begitu, bila hati riang melakukannya, tidak ada perasaan terbeban dan keterpaksaan.

Bila hari ini kesibukan bukan dengan tanaman bunganya langsung, maka taman atau pekarangan depannya juga tidak kurang banyak membutuhkan sentuhan penataan dan perhatian.

Hari ini korek di sini, besok timbun di sana. Tanam ini di sana, perlu merambatkan itu di sini. Ada saja yang dikerjakan. Tapi setiap selesai satu tahapan, selalu ada rasa puas dan damai saat menyaksikan apa yang telah dikerjakan.

Tangan dan kaki belepotan lumpur di musim hujan. Wajah dan lobang hidung berdebu saat musim kemarau. Begitulah, setiap musim ada bunganya, dan setiap bunga ada musimnya.

Bila sore telah tiba, saatnya menyimpan peralatan kerja dan membersihkan diri, mandi, ganti pakaian, dan makan malam. Syukuri apa yang terjadi hari ini. Besok ada pekerjaan lain menanti.

Halimun senja di Kacinambun Highland (Dokpri)
Halimun senja di Kacinambun Highland (Dokpri)
Pelangi saat senja di Kacinambun Highland (Dokpri)
Pelangi saat senja di Kacinambun Highland (Dokpri)
Panorama senja di Kacinambun Highland (Dokpri)
Panorama senja di Kacinambun Highland (Dokpri)

Halimun pun menyelimuti bumi. Pertanda bumi memanggil kita untuk menghela nafas kembali dalam jeda hidup ini.

Salam sejuk nan lestari. Mejuah-juah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun