Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

"Remang Embun" di Atas Embung, "Pulo-pulo" Desa Kacinambun Menuju Siosar

24 Mei 2021   17:40 Diperbarui: 27 Mei 2021   21:00 915
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Teh susu gelas pendek (Dokpri)

Teh susu gelas pendek (Dokpri)
Teh susu gelas pendek (Dokpri)
Itu adalah segelas minuman yang merupakan gabungan dari susu kental manis dan seduhan teh pekat, yang disajikan dengan gelas kaca ukuran pendek. Minuman khas kedai kopi ini sangat disukai oleh banyak orang dari berbagai golongan umur di Tanah Karo. Bisa juga dinikmati bersama dengan berbagai jenis kue sebagai ganjal perut sebelum memulai aktivitas pada pagi hari.

"Nggak, Pak. Aku hanya terkesan dengan keindahan kabut yang melayang-layang di atas muka air embung itu," jawabku sambil mengaduk teh susu yang pekat dan kental di depanku.

Dua lelaki yang sudah lebih dahulu duduk di dalam kedai pun terpingkal. Karena bagi mereka embung itu barangkali sudah menjadi hal yang sangat biasa. Walaupun demikian, bersedia jugalah mereka menjelaskan sedikit perihal embung itu.

Sumber air embung itu selain air hujan adalah rembesan air rawa-rawa dari arah hulu. Dulunya di hulu embung ini adalah lahan persawahan warga.

Kini aku tidak lagi melihat ada lahan sawah di sekitar embung itu. Barangkali sudah dialihkan menjadi lahan kering untuk ditanami tanaman keras seperti jeruk, dan tanaman muda lainnya yang memang banyak diusahai oleh warga desa ini.

Kata salah seorang pria yang ramah itu, pada musim hujan terutama, kabut di atas permukaan embung itu bisa bertahan sampai jam 9 pagi.

"Oh, 'remang embun' itu yang Kam rasa menarik ya?" tanya pemilik warung.

Dalam KBBI, "remang" sebagai kata benda berarti bulu halus di tubuh, bulu roma. Selanjutnya, "meremang" berarti merasa seram; tegak (bulu badan). Sedangkan "remang-remang" sebagai kata sifat berarti agak gelap (kelam).

Sementara itu kata "remang" dalam bahasa Karo, bila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia artinya kabut. Namun, begitulah idiom, "remang embun" dalam bahasa Karo adalah konstruksi frasa yang maknanya tidak sama dengan gabungan makna unsurnya, yang bisa diterjemahkan langsung menjadi "kabut embun". Itu adalah cara berbahasa yang mubazir.

Namun, masih berkaitan dengan makna remang dalam bahasa Indonesia, ungkapan "remang embun" dalam bahasa Karo ini bisa dimaknai sebagai embun halus yang indah sekaligus menyimpan kesan yang misterius.

Meskipun tidak terlalu luas, embung itu sendiri berisi ragam ikan, ada lele jumbo, ikan mas, dan ikan-ikan kecil lainnya. Ikan-ikan itu ada yang bibitnya ditabur oleh warga, dan ada yang memang sudah secara alami hidup dan berkembang biak di dalam aliran air rawa-rawa di atasnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun