Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Aktualisasi Spiritualitas Kontekstual dalam Memaknai Uang

11 Mei 2021   13:37 Diperbarui: 15 Mei 2021   08:36 583
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalau ada satu dua orang yang memilih jalan berbeda, itu pun jumlahnya mungkin hanya beberapa atau hampir bisa diabaikan karena mungkin takada.

Namun, menjadi berbeda atau tidak banyak bukan berarti tidak ada. Penyesuaian diri sebagai aktualisasi spiritualitas kontekstual bisa saja dipandang oleh para pembenci sebagai bentuk sikap munafik atau orang tanpa prinsip. 

Sementara itu, bagi mereka yang menyukai kita, pelanggaran pun bisa tetap diterima sebagai kebenaran. Apa yang baik dari dua hal yang buruk itu?

Siapa yang tidak perlu uang? Yang sering menjadi permasalahan adalah soal bagaimana cara mencari dan mendapatkan uang. Masalah bahkan bisa menjadi semakin parah manakala kita tidak lagi mau ambil pusing soal bagaimana dan dari mana uang didapatkan.

Mengutip ungkapan Bung Karno, bahwa sesudah VOC mati sekitar tahun 1800, yang tidak ikut mati adalah sistem monopoli. Sistem itu menuntut untung yang bersendi pada paksaan.

"Datanglah selagi Dia berkenan ditemui. Berserulah selama Dia berkenan mendengar." Selagi dan selama bisa, tentu lebih baik mencari uang tanpa hidup dalam paksaan atau memaksakan diri demi uang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun