Untuk bisa bersabar dalam kesesakan orang harus memiliki rasa suka cita sebagai sumber daya tahan. Untuk mampu bersuka cita di saat mengampu beban hidup yang begitu menyesakkan, kita melakukan penyesuaian. Kita berdamai dengan kesesakan.
Orang melakukan penyesuaian bukan karena ia telah kehilangan pegangan dan acuan. Perubahan dalam penyesuaian bisa juga merupakan bentuk manajemen harapan.
Tidak jarang kita meyakinkan diri bahwa tidak apa memilih jalan panjang perjuangan hidup yang memutar dan dengan waktu tempuh yang lebih lama asalkan selamat berlabuh di pantai bahagia. Dari sana juga kita memahami makna prinsip "mengalah untuk menang."
Bagaimana menilai seseorang yang menyesuaikan diri dengan lingkungannya tidak sedang kehilangan prinsip, atau menggadaikan iman, keyakinan dan kepercayaan sebagai jangkar hidupnya? Tidak ada yang bisa menilainya dengan pasti.
Sebab pengharapan sebagai modal suka cita untuk menghadapi kesesakan hidup yang dipupuk dalam ketekunan berdoa, adalah perbuatan yang terjadi dalam roh, jiwa, dan semangat seseorang. Itu tidak terlihat, tapi bisa dirasakan.
Dengan demikian tidak bisa dengan mudah seseorang mengatakan bahwa orang yang berubah karena penyesuaian diri sesuai konteksnya sama dengan orang yang menggadaikan prinsip, iman atau kepercayaannya.Â
Meyakini bahwa tidak ada yang abadi selain perubahan, hidup tanpa penyesuain diri bahkan bisa dipandang sebagai kehidupan yang tercerabut dari konteksnya.
Uang adalah Ujian Karakter Sepanjang Zaman
Hidup tanpa prinsip sama dengan hidup tanpa pedoman, tanpa acuan. Maka dengan kata lain, hidup tanpa prinsip mungkin hanya sekadar menjalani waktu, ikut-ikutan hidup. Barangkali sama juga halnya dengan mati, atau mayat yang berjalan.Â
Salah satu cara yang paling mudah untuk menilai karakter seseorang dalam kaitannya dengan aktualisasi spiritualitas kontekstual adalah melalui caranya dalam memaknai uang.Â
Berkaitan dengan uang, kita bisa memakai nalar dan nurani untuk tidak lekas menilai dan menghakimi bahwa yang itu salah, atau sebaliknya memuji bahwa yang ini benar.
Sebab kenyataannya setiap orang bisa berubah menjadi seseorang yang berbeda manakala cara-cara dan upaya untuk mencapai kehendak, cita-cita, tujuan, dan harapan diperoleh dan dimenangkan dengan uang.Â