Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

"What's Up?" Transformasi Homo Sapiens Menjadi Homo Sensorium dalam Lagu

30 Maret 2021   13:02 Diperbarui: 31 Maret 2021   14:23 1488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ternyata saya tidak sendiri. Teriakan "Hey-ey-ey" dalam lagu ini ternyata telah populer di dunia maya dalam bentuk meme sebuah kover kolaboratif bersama He-Man. He-Man adalah film kartun anak yang populer dan menghiasi layar kaca televisi nasional pada tahun 1990-an.

Versi kover meme itu diberi judul "HEYYEYAAEYAAAEYAEYAA" dan tercatat di-posting pada 8 November 2010. Hingga tulisan ini dibuat telah ditonton sebanyak 181.402.999 kali, disukai 3,1 juta orang, dan yang tidak suka sebanyak 89 ribu orang.

Dalam video itu tercatat sebuah dialog antara Adam dan Duncan, karakter film kartun He-Man, sebagai berikut:

Adam: Hey STUD!
Adam: LOL
Duncan: hey
Adam: What's going on??
Adam: ;)
Duncan: Not much. Brb.

"What's up?" adalah bentuk ragam bahasa tak baku yang biasa digunakan oleh para remaja. Bentuk lengkapnya adalah "what is going on?" Ada apa? Apa yang sedang terjadi?

Ragam bahasa tak baku juga biasa digunakan pada dunia LGBT. Biasanya itu adalah semacam bahasa sandi yang hanya dimengerti di antara sesama mereka.

Barangkali keberadaan bahasa sandi itu ada kaitannya dengan orientasi gender mereka yang kontroversial di tengah masyarakat, bahkan dihujat sebagai sesuatu yang tidak normal. Perbedaan itu membuat keberadaan mereka seringkali menjadi sulit diterima di tengah masyarakat.

Sesuatu yang dipandang tidak normal bukan berarti tidak eksis.

Berkaca dari percakapan singkat antara Adam dan Duncan di atas, misalnya. Tanpa tendensi apa-apa soal normal atau tidaknya Adam dan Duncan menurut siapa, kita menemukan sebuah singkatan, BRB. Itu adalah sebuah singkatan sebagai penutup percakapan, yang merupakan bentuk ragam bahasa tak baku (slang).

BRB adalah singkatakan dari "Be Right Back." Dikutip dari urbandictionary.com, ungkapan ini biasa dimaksudkan oleh orang-orang kepada teman mereka melalui pesan teks atau layanan sosial berbasis internet, bahwa mereka sudah pergi ke suatu tempat untuk jangka waktu yang singkat, mungkin selama satu setengah jam atau lebih.

What's up dibawakan oleh sebuah band rock alternatif dari San Francisco, California, bernama 4 Non Blondes. Band ini aktif dari tahun 1989 hingga 1994. Lagu ini merupakan bagian dari album yang bertajuk "Bigger, Better, Faster, More!" yang diluncurkan pada tahun 1992, dan merupakan lagu single utama grup band ini.

"Bigger, Better, Faster, More!" merupakan album pertama dan satu-satunya dari 4 Non Blondes. Bertengger selama 59 minggu di daftar Billboard 200 dan telah terjual sebanyak 1,5 juta salinan sejak tahun 1992 hingga 1994.

Pada awalnya seluruh personel grup band ini adalah wanita, Linda Perry sebagai vokalis, Christa Hillhouse sebagai pemain gitar bass, Shaunna Hall sebagai pemain gitar, dan Wanda Day sebagai pemain drum, yang kemudian digantikan oleh Dawn Richardson. Kemudian Shaunna Hallwas juga digantikan oleh Roger Rocha sebagai gitaris. Sang vokalis, Linda Perry, keluar dari band pada 1994, lalu band ini pun bubar.


Ada apa? Apa yang sedang terjadi? Setelah 25 Tahun

Menarik untuk mencermati sebuah bagian dari lirik lagu "What's up" berikut ini:

25 years and my life is still
Tryin' to get up that great big hill of hope
For a destination

Setelah 25 tahun, saya masih berusaha bangkit mendaki bukit tinggi harapan, demi sebuah tujuan. Atau bisa diartikan, sudah 25 tahun dan aku masih saja mencoba mencari arti tujuan hidup.

Linda Perry, seolah memiliki visi jangka panjang saat menuliskan lagu ini, terkait dengan kemanusiaan dan tantangannya dalam keberagaman yang takkunjung usai. Isu yang masih aktual hingga kini, bahkan lama setelah band itu bubar.

Jika titik berangkatnya dihitung dari sejak band terbentuk pada 1989, maka 25 tahun setelahnya adalah tahun 2014. Sedangkan bila dihitung sejak lagu dirilis pada 1992, maka 25 tahun setelahnya adalah tahun 2017.

Dalam dunia perencanaan, 25 tahun adalah sebuah waktu perencanaan jangka panjang. Apa yang menjadi target rencana bisa saja tercapai sama persis sebagai suatu realisasi, terealisasi sebagian, atau juga tidak tercapai sama sekali. Bagaimana pun, perencanaan memang bukanlah kenyataan.

Tidak persis terjadi pada 2014 atau pun 2017, tapi ada sebuah hubungan yang menarik antara lirik lagu ini dengan arah kecendrungan manusia modern dalam memaknai sekaligus menikmati kemanusiaan, sebagaimana sebuah tayangan drama televisi.

Adalah Sense8, sebuah serial drama ber-genre science-fiction, yang pertama kali ditayangkan pada 5 Juni 2015 di platform Netflix. Film berbahasa Inggris ini direncanakan tayang selama 12 episode. Salah satu soundtrack serial televisi ini adalah "What's Up" dari 4 Non-Blondes.

Serial ini menceritakan kisah tentang 8 orang yang berasal dari berbagai negara dengan adat dan kehidupan yang berbeda-beda. Terdiri atas Capheus, seorang supir bis di Nairobi Kenya, lalu ada Sun Bak, seorang anak perempuan dari pengusaha besar di Seoul, Korea Selatan, yang merupakan seorang petarung dalam sebuah ajang pertarungan ilegal.

Kemudian, ada Nomi Marks, seorang transgender yang juga seorang aktivist dan bloger di San Francisco, Amerika Serikat. Lalu Kala Dandekar, seorang apoteker dari Mumbai, India, yang akan menikah dengan pria yang tidak ia cintai.

Selanjutnya, Riley Blue, seorang DJ wanita dari Islandia yang tinggal di London, Inggris, sosok yang ingin melarikan diri dari masa lalunya. Wolfgang Bogdanow, seorang pencuri dan ahli pembobol brankas dari Berlin, Jerman, yang bermasalah dengan ayahnya dan gengnya.

Lito Rodriguez, seorang aktor dari Mexico City, Mexico, yang adalah seorang gay, serta Will Gorski, seorang polisi dari Chicago, Amerika Serikat, yang merasa dihantui oleh sebuah kasus yang tidak terpecahkan saat dia masih kecil.

Dikisahkan pada suatu hari, kedelapan orang yang tinggal di tempat-tempat yang berbeda ini tiba-tiba mendapat sebuah penglihatan tentang seorang wanita bernama Angelica yang bunuh diri secara tragis. Selanjutnya mereka mendapatkan diri merasa terlahir kembali sebagai Sensate. Ini adalah bentuk pelafalan dari Sense8.

Sensate adalah sebutan untuk manusia yang saling terhubung satu sama lain secara mental dan emosional, bisa saling berkomunikasi, dan bisa saling merasakan satu sama lain. Mereka saling terhubung dan saling melindungi dari ancaman Whispers yang ingin memburu para Sensates.

Sama seperti lagu What's up, serial Sense8 ini mengangkat tema tentang isu sosial budaya, ras, transgender, LGBT, agama, dan politik. Lagu dan serial ini seolah adalah hasil sintesis refleksi dan visi kemanusiaan, tentang transformasi manusia dari Homo Sapien menjadi Homo Sensorium. Manusia yang berpikir menjadi manusia yang semakin saling terhubung lewat indra, rasa, mental, dan emosi.

Ada sebuah kesan atas lagu ini, bahwa "What's Up" mengandung makna dan pesan melampaui soal ketidaksetaraan gender. Lagu ini dialamatkan kepada soal-soal konstruksi sosial secara keseluruhan, ketimbang soal spiritualitas individu yang spesifik.

Semangat persaudaraan akan nyaris tanpa arti dalam sebuah dunia yang alami, tanpa adanya penundaan atau bahkan penghentian perjalanan dalam sebuah upaya pencarian jati diri dan tujuan hidup. Manusia perlu berupaya untuk menjadi lebih terlibat sebagai bagian dari suatu masyarakat sosial dalam semangat persaudaraan.

Barangkali untuk semua tujuan dan tafsiran yang beragam inilah band ini dahulu berteriak, Hey-ey-ey, I said "Hey, a-what's going on?" Berikut ini adalah sebuah versi kover "What's Up" dari adik saya, Os Tarigan, pada kanal YouTube-nya, cio cilinggem.

Selamat menikmati, selamat berefleksi dan bertansformasi. Mejuah-juah. 


Lirik "What's Up?"

Rujukan: 1, 2, 3, 4, 5, 6

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun