Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Kuning, Si Putih Hangat yang Berkhasiat Obat

27 Maret 2021   22:07 Diperbarui: 28 Maret 2021   13:53 3782
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ibu sedang ber-kuning (Dokpri)

Kuning sebagai salah satu jenis warna, sudah umum dipakai orang-orang sebagai simbol dengan berbagai makna. Ada yang mengaitkan warna kuning dengan kesan ramah dan hangat.

Dalam bidang kesehatan, warna kuning dikaitkan dengan stimulasi berbagai fungsi tubuh, seperti aliran empedu dan cara kerja hati. Ia memiliki sifat pencahar dengan cara mempromosikan sekresi asam lambung dan membantu pembuangan usus.

Namun, kuning dalam ulasan ini bukanlah soal warna, melainkan salah satu obat tradisional pada suku Karo. Umumnya orang Karo mengenal kuning.

Secara nasional, orang-orang mungkin sudah sangat familiar dengan sebutan parem. Kuning pada suku Karo bisa juga disebut sebagai parem.

Disebut obat, tapi kuning sebetulnya lebih sering dipakai sebagai bahan penguat imun tubuh. Fungsi lainnya adalah untuk mencegah penyakit, mengusir rasa dingin, dan mencegah masuk angin.

Mengutip pendapat Poerwadarminto, kata parem berasal dari bahasa Jawa, yang memiliki arti ramuan beras dan kencur serta bahan yang lain berfungsi untuk menggosok badan. Arti kata parem ini sebagian besar merupakan gambaran kuning pada suku Karo.

Bahan utama kuning memang terdiri dari tepung beras, dan digunakan dengan cara digosokkan pada permukaan kulit. Memang bisa juga dimakan, tapi umumnya difungsikan sebagai obat bagian luar.

Bahan-bahan Membuat Kuning

Melampaui pengertian parem menurut Poerwadarminto, selain tepung beras dan kencur, bahan membuat kuning pada suku Karo terdiri atas:
1. Lada hitam;
2. Bahing/ babing/ jahe;
3. Bawang merah;
4. Bawang putih;
5. Cengkeh;
6. Pala;
7. Pinang;
8. Kayu "tawan gegeh";
9. Daun terbangun merah dan hijau; dan
10. Berbagai jenis dedaunan hutan lainnya.

Cara Membuat

1. Rendam kayu "tawan gegeh" dalam air. Kayu ini bisa dipersamakan sejenis dengan kayu bajakah.

Rendaman ini akan berfungsi sebagai cairan untuk mencampur tepung beras dengan semua bahan-bahan. Air rendaman ini disebut "pengelaui" dalam bahasa Karo.

2. Semua bahan digiling halus, kemudian dicampur dengan tepung beras menggunakan air rendaman kayu "tawan gegeh." Campuran ini diulen hingga kalis.

Adonan bahan kuning yang diulen hingga kalis (Dokpri)
Adonan bahan kuning yang diulen hingga kalis (Dokpri)
3. Adonan yang telah kalis ini dibentuk menjadi bulatan-bulatan kecil sebesar biji kelereng. Proses ini dalam bahasa Karo disebut "muluri."

Proses (dokpri)
Proses (dokpri)
4. Setelah semua bahan selesai dibentuk menjadi bulatan kecil, maka langkah selanjutnya adalah menjemur di bawah terik sinar matahari.

Kuning yang siap dijemur (Dokpri)
Kuning yang siap dijemur (Dokpri)
5. Setelah kering jadilah kuning yang siap digunakan. Pengeringan ini dimaksudkan agar kuning dapat bertahan lama dan mudah untuk disimpan.

Keunikan Kuning

Apabila hendak digunakan, cukup melarutkan kuning yang berbentuk bulatan kecil ini dengan air hangat atau dingin, tergantung kebutuhan dan cara penggunaan yang disukai.

Kuning dilarutkan untuk dipakai (Dokpri)
Kuning dilarutkan untuk dipakai (Dokpri)
Uniknya, meskipun dilarutkan dengan air dingin, begitu bahan yang digosokkan ke permukaan kulit ini mengering, badan akan segera terasa hangat.

Keunikan lainnya, bahwa istilah kuning ini hanya soal penamaan dalam bahasa Karo. Warnanya justru agak putih hingga putih terang.

Perbedaan gradasi warna ini, berkaitan dengan perbedaan kecil dari bahan-bahan beberapa jenis kuning. Ada jenis "kuning las" dan ada "kuning mbergeh." Bila diterjemahkan, artinya kuning hangat dan kuning dingin.

Apalagi ketika kuning mengering di permukaan kulit, warnanya menjadi putih terang. Jadi, bila Anda ke Tanah Karo, dan melihat ada orang yang sedang duduk-duduk di teras rumahnya dengan wajah yang dilumuri semacam tepung berwarna putih, itu bukan make up dari seseorang yang sedang bersiap main teater.

Kalau bukan karena ia sedang bermasker, barangkali dia sedang ber-kuning. Hehe.

Ibu sedang ber-kuning (Dokpri)
Ibu sedang ber-kuning (Dokpri)
Kuning baik digunakan oleh anak-anak hingga orang tua lanjut usia. Apalagi bagi orang-orang yang bermukim di daerah pegunungan, tidak saja ketika ada keluhan, tapi juga dalam keadaan sehat sebagai penguat imun tubuh.

Demikianlah sedikit ulasan tentang kuning. Si putih hangat yang berkhasiat. Salam sehat, Mejuah-juah.

Baca juga: 

Meningkatkan Imun Tubuh dengan "Oukup," Mandi Uap Ala Karo

Rujukan:

Arti Warna Kuning dalam Kepribadian dan Kesehatan Tubuh

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun