Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Senyum Manismu Ada dalam Ingatanku, Namun Terasa Hampa Tanpa Hadirmu

3 Februari 2021   18:47 Diperbarui: 3 Februari 2021   19:03 1898
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Senyuman (Sumber: Tangyar YouTube - Plato Ginting)

Sebagai pedoman dasar dalam menjalani kehidupan yang dipakai sebagai acuan untuk merencanakan tujuan, maka para penggagas, pelopor, pendiri, dan setiap anggota dari suatu komunitas biasanya akan menuangkan suatu konsensus atau permufakatan yang disebut statuta. Bentuknya bisa berupa piagam tertulis atau apa saja, yang mana ia berisi seperangkat aturan untuk hidup bersama.

Pada masa yang akan datang, statuta atau piagam itu akan berfungsi untuk mengingatkan kita akan suatu bukti sejarah yang datang dari masa lalu.

Nun jauh pada masa abad keemasan filsafat Athena, pada masa hidup Socrates yakni antara tahun 470-399 SM, hiduplah Plato. Ia adalah murid Socrates yang kemudian menjadi seorang filsuf besar menggantikan gurunya.

Plato sendiri hidup pada masa antara tahun 428-347 SM. Ia terpilih menjadi murid tunggal Socrates setelah menyisihkan puluhan orang calon murid lainnya.

Para pesaing Plato tersisih mungkin bukan karena mereka lebih bodoh, atau karena Plato yang lebih pintar. Calon murid yang gagal memilih untuk mengundurkan diri dari sistem seleksi calon murid Socrates, karena merasa muak dengan sebuah tes yang "konyol."

Socrates menyuruh mereka mengayunkan tangan ke depan dan kebelakang sebanyak ratusan kali setiap hari selama 30 hari. Hingga hari terakhir, tinggallah Plato sendiri yang memilih untuk tetap tampak "konyol."

Siapa yang menyangka, lama setelah rangkaian tes masuk sekolah yang konyol itu, ketika Plato berusia 53 tahun, pada sekitar tahun 375 SM, ia menerbitkan salah satu karya besarnya melalui sebuah buku berjudul "The Republic." Buku itu bisa dibilang berisi muatan kurikulum yang memuat 4 unsur dari 7 unsur studi pendidikan klasik yang disebut Quadrivium.

Quadrivium terdiri atas aritmatika, geometri, astronomi, dan musik. Cabang-cabang ilmu itu merupakan bahan untuk studi awal belajar filsafat dan teologia, sekaligus merupakan mata kuliah utama untuk mendapatkan gelar Master of Art, sebelum bisa melanjutkan ke fakultas kedokteran dan fakultas hukum, pada masa itu.

Filsafat, Musik dan Plato

Kenyataan dari masa lalu itu bisa diandaikan dengan menggunakan majas perbandingan sinekdoke pas pro toto, di mana sebagian dari suatu hal digunakan untuk menyatakan semua bagiannya. Cara ini untuk membantu menjelaskan bagaimana keseluruhan keadaan sebagai sesuatu yang utuh, bisa lahir dari komitmen, konsensus, atau permufakatan yang dipegang teguh oleh beberapa orang saja, atau bahkan hanya oleh tinggal satu orang saja, seperti Plato.

Sesuatu yang dipandang konyol, bisa saja melahirkan nilai-nilai yang kemudian diakui sebagai sebuah tanda keadaban dan kualitas akal budi, bahkan oleh manusia selanjutnya yang bahkan tidak pernah mengenal Plato secara personal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun