Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Ini 4 Pertimbangan dalam Menentukan Pilihan Liburan ke Ketinggian Siosar - Kacinambun Highland

27 Desember 2020   17:05 Diperbarui: 27 Desember 2020   17:29 1056
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Toleransi dan kerukunan di tempat ini tampak dalam keseharian. Selain karena masyarakat Karo memang diikat erat dalam hubungan kekerabatan dengan falsafah hidup beradat dan berbudaya, kerukunan itu juga tampak hingga hal-hal yang paling kecil.

Taruhlah misalnya, seorang wanita remaja mesjid yang bekerja sebagai barista di sebuah kafe mungil nan unik milik seorang pendeta protestan. Ia bekerja dengan suka cita dan menerima kami yang minum ke tempat itu dengan senyum manisnya.

Lola br Sitepu, barista di MJJ Cafe, Siosar (Dokpri)
Lola br Sitepu, barista di MJJ Cafe, Siosar (Dokpri)
MJJ Cafe Siosar (Dokpri)
MJJ Cafe Siosar (Dokpri)
Atau juga bagaimana masyarakat saling bekerja sama membangun sebuah taman desa dengan swadaya mereka. Taman Pelangi Siosar, memang nama yang tepat untuk taman yang menjadi simbol kerukunan dan toleransi dalam perbedaan yang menjadikannya kaya.

4. Di sana ada harapan

Masyarakat yang tekun bertani kopi, bekerja bersama dalam rasa persaudaraan dan semangat kerukunan meskipun berbeda iman, termasuk semangat kerja sama membangun desa sebagai desa wisata yang dikelola oleh kelompok sadar wisata Siosar, itu adalah beberapa pancaran sinar harapan untuk kehiudpan masyarakat Siosar yang sesungguhnya. Meskipun perlahan, tapi mereka mulai belajar dan melangkah menuju tanah harapan. Wajah negeri di atas awan yang sesungguhnya ada di Siosar.

Taman pelangi desa Siosar (Dokpri)
Taman pelangi desa Siosar (Dokpri)
Gotong royong warga menanam bunga di taman desa Siosar (Dokpri)
Gotong royong warga menanam bunga di taman desa Siosar (Dokpri)
Gotong royong warga di taman desa Siosar (Dokpri)
Gotong royong warga di taman desa Siosar (Dokpri)
So, kalau kamu mau merasakan liburan yang bukan sekadar liburan, tapi sambil memetik hikmah dalam membaca kehidupan, inilah salah satu tempatnya. Di sini manusia pernah datang berduyun-duyun, lalu pergi sendiri-sendiri, sebab tempat ini memang pantas menjadi tempat merenung, sambil meresapi arti kemanusiaan dan dalamnya kasih sayang Tuhan.

Meskipun bukan zona bebas sesukanya, sebab pandemi masih melanda dunia, kamu tidak perlu juga setiap saat melakukan semprot-semprot disinfektan. Sebab di tempat ini angin kencang, dan tanah terbuka masih cukup luas untuk membuatmu bisa mengatur jarak.

Kalau kamu belum menentukan pilihan, pilihlah jalan-jalan ke sini.

Referensi:

Sahat P. Siburian & Deonal Sinaga, Kabar dari Tanah Karo Simalem, Kiprah GBKP Melayani Korban Bencana Letusan Gunung Sinabung, Kabanjahe: Moderamen GBKP, 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun