Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kaleidoskop Perasaan

21 Desember 2020   19:07 Diperbarui: 21 Desember 2020   19:15 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bertumbuh selagi berjalan, pepatah Romawi kuno

Hari menjelang akhir tahun
Gerimis sendu, terbawa perasaan
Larut dalam refleksi jalan kehidupan

Setahun hampir berlalu
Semua terjadi seizin Hu

Bekerja dalam diam
Ikhtiar sebagai persembahan
Bukan gagah-gagahan

Syukuri yang berlajan
Jua sebagiannya yang tertahan

Menanti kembali tahun depan
Berdamai dengan perubahan

Kaleidoskop perasaan
Menata diri seiring tuntutan

Perubahan taklagi sekadar mangata
Di dalam rumah ia meraja

Berdamai dengan perubahan
Pelasuh tiada guna untuk bertahan
Mengganting garung perubahan

Tahun berlalu, pembaharuan tidak terhenti
Menjelma bagai eufoni

Maharani menuntut ketabahan
Perkara senandika tak terperikan
Momentum jadi sandaran
Sekali hilang, selamanya sekadar angan

Hidup bak di gurun
Bertahan tanpa dukungan
Nirdaya pun keahlian
Tiada daya saing kehidupan

Nayanika tak selamanya syahda
Berhenti jua tiada guna

Nirmala setitik bagi kampung halaman
Selalu indah di dalam batin
Amerta dalam perubahan

Catatan:

Mangata: bayangan bulan di air yang terbentuk seperti jalan
Pelasuh: pemalas
Ganting: lekat
Garung: raungan
Eufoni: kombinasi bunyi yang enak untuk didengar
Maharani: permaisuri, ratu
Senandika: suara batin
Nayanika: mata yang indah dan memancarkan daya tarik
Syahda: elok, cantik
Nirmala: tanpa cacat, sempurna, bersih suci tak bernoda
Amerta: tidak mati, tidak terlupakan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun