Bertumbuh selagi berjalan, pepatah Romawi kuno
Hari menjelang akhir tahun
Gerimis sendu, terbawa perasaan
Larut dalam refleksi jalan kehidupan
Setahun hampir berlalu
Semua terjadi seizin Hu
Bekerja dalam diam
Ikhtiar sebagai persembahan
Bukan gagah-gagahan
Syukuri yang berlajan
Jua sebagiannya yang tertahan
Menanti kembali tahun depan
Berdamai dengan perubahan
Kaleidoskop perasaan
Menata diri seiring tuntutan
Perubahan taklagi sekadar mangata
Di dalam rumah ia meraja
Berdamai dengan perubahan
Pelasuh tiada guna untuk bertahan
Mengganting garung perubahan
Tahun berlalu, pembaharuan tidak terhenti
Menjelma bagai eufoni
Maharani menuntut ketabahan
Perkara senandika tak terperikan
Momentum jadi sandaran
Sekali hilang, selamanya sekadar angan
Hidup bak di gurun
Bertahan tanpa dukungan
Nirdaya pun keahlian
Tiada daya saing kehidupan
Nayanika tak selamanya syahda
Berhenti jua tiada guna
Nirmala setitik bagi kampung halaman
Selalu indah di dalam batin
Amerta dalam perubahan
Catatan:
Mangata: bayangan bulan di air yang terbentuk seperti jalan
Pelasuh: pemalas
Ganting: lekat
Garung: raungan
Eufoni: kombinasi bunyi yang enak untuk didengar
Maharani: permaisuri, ratu
Senandika: suara batin
Nayanika: mata yang indah dan memancarkan daya tarik
Syahda: elok, cantik
Nirmala: tanpa cacat, sempurna, bersih suci tak bernoda
Amerta: tidak mati, tidak terlupakan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H