Kotkotkotkot, kotekot
Petok petok petok
Hari itu, 13 telur lahir dari rahim induknya
Buah cinta dari 20 hari musim kawinnya
Ketiga belasnya kafah kirana, cantik sempurna
Putih, bersih, meski lahir di tempat suram merana
Mereka pun sebentuk kasih putih
Buah cinta ibu bapaknya
Beruntung, mereka ayam kampung
Ayam petelur dan pedaging mungkin lebih merana
Hidup di kandang mewah, sama-sama berakhir di rongga mulut
Mulut-mulut manusia yang menganga
Hidup tak selamanya soal asal usul dan makna
Tidak pula soal elok atau tidak menjalaninya
Tapi untuk siapa dan bagaimana sesuatu berguna
Mitos melawas tersedia, kenyataan tak lagau nan lengkara
Yang kurang amalnya, pun tak elok lakonnya
Terutama yang suka melawan, tumpas lebih dahulu
Bukankah makin elok, bila hidup terisi penuh yang cantik molek?
Kasih putih bermakna kafah kirana
Telur putih tak melawan, tak juga mengeluh
Bergeming meski diintip, dielus, sesekali dierami
Besok, lusa, atau entah kapan, bisa juga hari ini
Ia tumpas bahkan sebelum menetas
Takada pilu, bagi induknya, apalagi telurnya
Ayam liar di hutan, mungkin lebih bahagia
Meski semuanya tetap akan tumpas pada waktunya
Kasih putih, bahagiamu mungkin meranaku
Catatan:
Kafah: sempurna
Kirana: cantik, molek
Lagau: percuma
Lengkara: mustahil
Malawas: luas, lapang