Bila Bruno adalah seekor anjing jantan, maka Bruna adalah seekor anjing betina yang cantik. Namun, sebagaimana anak kecil yang polos, Bruno juga suka buang kotoran sembarangan di halaman.
Awalnya kami kewalahan menyingkirkan kotorannya, mau dimarahi pun dia hanya berlarian dan melompat ke sana ke mari. Seolah kami sedang mengajaknya bermain. Anak anjing ini butuh latihan untuk bisa lebih berkeadaban. Setidaknya tidak buang kotoran sembarangan.
Melihat perkembangan Bruna, kami jadi berpikir, bahwa sebagaimana pengalaman buruk masa kecil yang terjadi pada manusia, bisa menyebabkan trauma psikologis atau bahkan histeria hingga ia dewasa, satwa juga kurang lebih bisa mengalami hal yang sama.
Setiap kali dia mendapat kesempatan ke luar rumah, pastilah dia akan selalu bermain di selokan. Oleh sebab itu, pulangnya pastilah dalam kondisi badan penuh lumpur dan bau. Awalnya aku jengkel juga melihatnya. Sebab membutuhkan lebih banyak waktu dan shampoo untuk memandikannya.
Namun, menyadari ketidakwajaran ini, terkadang kasihan juga melihatnya. Bisa jadi, pada sore menjelang malam tanggal 10 Maret 2020 itu, Bruna kecil melarikan diri dari bahaya yang mengancamnya dengan menyusuri selokan yang berlumpur hingga dia luput dari bahaya.
Dalam koleksi memorinya, barangkali selokan adalah sebuah tempat pelarian. Ya, pelarian dari rasa takut, rasa bosan, atau malah menjadi hiburannya. Kasihan juga dia.
Lazimnya satwa, termasuk anjing hewan peliharaan, pertumbuhannya jauh lebih cepat dari seorang anak manusia. Hanya berselang enam bulan, Bruna kecil sudah berubah menjadi seekor anjing betina yang cantik jelita, menurut pandangan anjing lain tentunya.
Buktinya Bruna sudah bunting, entah oleh anjing pejantan yang mana. Sebab, ada banyak sekali anjing jantan milik tetangga dekat rumah kami.
"Alamak, kita akan segera punya cucu," kelakar istri saya. Bruna memang diperlakukan seperti bagian anggota keluarga. Walaupun dia tidur di luar dan tidak makan di atas alas duduk yang sama dengan kami.
Lazimnya anggota keluarga yang masih kecil, sesekali dia memang dimarahi juga. Saat tidak bisa menjaga sikapnya, selalu mau main lumpur di selokan, dan sesekali masih buang kotoran tidak pada tempatnya juga.